Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius, terus memonitor kelompok radikal yang berpotensi membuat kerusuhan dalam aksi 2 Desember mendatang.
Menurut Alius, fokus BNPT adalah mencegah potensi aksi 2 Desember melebar menjadi ancaman teror.
"Kami terus memonitor kelompok-kelompok yang potensial radikal, kemudian yang telah melakukan dan sebagainya. Menjadi atensi kami jangan sampai mereka ikut-ikutan di tanggal 2 Desember," ujar Alius, di Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (25/11).
Sejumlah organisasi massa bakal kembali mengelar aksi pada 2 Desember, masih dengan tuntutan seputar kasus dugaan penistaan agama dengan tersangka Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Selain Ormas Islam, massa buruh juga berencana mengelar mogok nasional di tanggal yang sama.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengungkapkan, buruh bakal mengelar aksi mogok nasional pada 25 November atau 2 Desember mendatang.
Menurut Said, untuk tanggal 25 November atau 2 Desember mendatang buruh akan bergabung dalam aksi lanjutan setelah demo 4 November. Aksi yang bakal dilaksanakan sama seperti aksi mogok nasional pada 2013 lalu.
Said menjelaskan alasan buruh ikut turun ke jalan karena buruh mendukung gerakan rakyat yang bukan hanya berfokus pada aksi membela agama Islam. Buruh menilai, arogansi kekuasaan Gubernur Ahok dikendalikan oleh pemodal.
Lanjut Said, arogansi kepemimpinan Ahok sangat berbahaya bagi buruh karena hampir tidak tersentuh hukum. Ke depan, masih kata Said, para pemilik modal akan menggunakan Ahok untuk melanggengkan kebijakan yang merugikan buruh. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA