Keuangan yang tak memungkinkan menjadi penyebab Vietnam membatalkan rencan pembangunan dua pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) senilai triliunan rupiah.
"Proyek itu ditangguhkan bukan karena alasan teknologi, tapi karena kondisi ekonomi negara saat ini," ujar pejabat setempat seperti yang dilansir AFP dari situs resmi pemerintah, Selasa (23/11).
Vietnam berkutat dengan lonjakan defisit anggaran dan mengatakan pihaknya kemungkinan akan gagal mencapai target pertumbuhan ambisiusnya sebesar 6,7 persen tahun ini.
Pemerintah mengatakan pihaknya sebaliknya akan mengalokasikan dana untuk proyek-proyek infrastruktur lainnya dan mengatasi masalah perubahan iklim.
Vietnam membatalkan rencana pembangunan dua pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) senilai triliunan rupiah karena alasan lingkungan dan keuangan setelah biaya proyek tersebut meroket.
Dua PLTN di pusat Provinsi Ninh Thuan akan memiliki kapasitas gabungan sebesar 4.000 megawatt dan akan dikembangkan dengan bantuan dari perusahaan Rusia Rosatom dan konsorsiun Jepang JINED.
Biaya proyek yang digadang menjadi yang pertama di Asia Tenggara itu melonjak dua kali lipat sejak proyek diajukan pertama kali pada 2009 menjadi sekitar 18 miliar dolar AS (sekitar Rp242,4 triliun).
Pemerintah mengatakan anggaran meroket karena para pengembang mencari teknologi yang lebih canggih setelah bencana nuklir Fukushima, Jepang, pada 2011.
"Proyek itu ditangguhkan bukan karena alasan teknologi, tapi karena kondisi ekonomi negara saat ini," kata pemerintah di situsnya, seperti dilansir AFP, Selasa (23/11) waktu setempat.
Vietnam berkutat dengan lonjakan defisit anggaran dan mengatakan pihaknya kemungkinan akan gagal mencapai target pertumbuhan ambisiusnya sebesar 6,7 persen tahun ini.
Pemerintah mengatakan pihaknya sebaliknya akan mengalokasikan dana untuk proyek-proyek infrastruktur lainnya dan mengatasi masalah perubahan iklim. [hta]
KOMENTAR ANDA