Suriono, Ketua Cabang Serikat Petani Indonesia (SPI) Langkat yang juga merupakan salah seorang warga Desa Mekar Jaya mengungkapkan bahwa kondisi pasca bentrok pada Jumat (18/11) lalu masih mencekam. Penggusuran tanaman dan pemukiman warga menggunakan alat berat juga masih berlangsung.
"Kondisi disana sampai saat ini sangat mencekam. Saya sampaikan, sekali lagi, kami disana sangat mencekam. Saya sampai disini karena kami beranikan untuk berangkat ke Medan," katanya saat menggelar konferensi pers di Aula Sintesa Medan, Jalan Eka Rasmi VI, Medan Johor, Senin (21/11) sore.
"Kami keluar lewat dari jalan kampung, dari rawa-rawa. Kami jalan kaki keluar kampung. Jadi orang-orang lain itu gak bisa masuk kekampung," sambungnya.
Bahkan Suriono juga mengaku bahwa anak-anak mereka di Desa Mekar jaya tidak bisa pergi ke sekolah karena ketakutan.
"Semua terbengkalai dengan intimidasi ini. Anak kami juga gak sekolah. Anak saya tiga gak sekolah." ujarnya.
Tidak sampai di situ, Suriono mengungkapkan bahwa sumur-sumur yang biasanya digunakan masyarakat untuk mendapatkan air bersih juga ikut tertimbun seiring terjadinya penggusuran.
"Artinya mereka memang membunuh kami. Karena sumber penghidupan juga mereka timbun," tandasnya.[sfj]
KOMENTAR ANDA