Bagi JMNU (Jaringan Muda Nahdhatul Ulama), persatuan nasional, NKRI, Kebhinekaan dan Pancasila adalah konsensus nasional yang telah di sepakati para pendiri bangsa. Umat Islam termasuk NU sebagai entitas terbesar pada waktu itu telah final menerimanya dan harga mati akan di pertahankan sampai kapanpun selama republik ini masih berdiri.
Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal JMNU Muhamad Adnan Rarasina melalui rilisnya, Senin (21/11).
"Dua bulan belakangan ini kehidupan berbangsa kita terusik, persatuan nasional kita terancam, kebhinekaan terganggu, NKRI ribut dan pecah serta Pancasila di lecehkan karena ulah seorang pejabat publik yaitu Gubernur DKI Jakarta (non aktif) Basuki Tjahja Purnama alias Ahok dengan menafsirkan secara serampangan Surat Al Maidah 51 yang kemudian menimbulkan reaksi besar dari kalangan umat Islam maupun umat beragama lainnya," ujarnya.
Dua ormas mainstream yakni NU dan Muhammadyah bahkan MUI sebagai representasi ulama Indonesia di bawah pimpinan KH Ma'ruf Amin (rais am NU) telah secara tegas meminta penegak hukum memproses kasus penistaan Al Quraan dan penghinaan terhadap Ahok karena berbahaya bagi kebhinekaan dan persatuan nasional.
"Bahkan Presiden Jokowi pun di buat repot berkonsolidasi kesana kemari menemui ulama, menemui pasukan TNI/Polri dll," ungkapnya.
Saat bersilaturahmi ke PBNU paska aksi 411. Para kiai dan ulama NU menyampaikan pesan ke presiden bahwa aksi 411 yang NU tidak ikut saja sudah jutaan orang yang ikut, apalagi kalau NU ikut.
"Ini menurut kami adalah pesan tegas yang di sampaikan halus kepada Presiden agar kasus Ahok ini agar super sangat serius kepada penegak hukum agar jangan coba bermain-main dalam penegakan hukum kasus Ahok ini," sebutnya.
Penegakan hukum harus adil bagi semua warga negara termasuk kepada Ahok sekalipun. Kasus penistaan Agama yang ancamannya 5 tahun sudah ada yurispendensi hukumnya bahwa semua tersangka di tahan seperti kasus Arswendo, Permadi, Lia Eden, Mussadeq dll.
Jika tidak terpenuhi rasa keadilan masyarakat wabil khusus umat Islam maka Persatuan nasional, kebhinekaan dan NKRI akan terancam pecah hanya karena ulah satu orang.
"Kami sudah berikrar diri untuk selalu menjaga itu semua dan harga mati mempertahankannya sampai titik darah penghabisan. Maka dari itu berdasarkan desakan kuat dari berbagai daerah kami menyatakan diri untuk ikut aksi bela Islam 3 pada 2 Desember mendatang di bawah komando para kiai, ulama dan habaib," pungkasnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA