Melihat kondisi terkini sosial politik dan agenda aksi umat islam, Yayasan Lafran Institrute menggelar diskusi terbatas di Ruang Jati, Hotel Grand Kanaya, Jalan Darussalam, Medan, Selasa (15/11) malam.
"Melihat kondisi sosial politik dan agenda aksi umat Islam terkini yang sedang bergejolak di hampir setiap daerah di Indonesia, Lafran Institute coba memndiskusikannya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam atas hal tersebut," kata Delyuzar Haris sebagai Ketua Yayasan Lafran Institute saat membuka diskusi.
"Kenapa itu bisa terjadi dan apa dampaknya," sambungnya.
Dasar pemikiran dilaksanakannya diskusi tersebut kemudian dijelaskan lebih gamblang oleh Sugiat Santoso selaku moderator. Ia menjelaskan bahwa kondisi terkini di hampir setiap daerah di Indonesia sedang mengalami hiruk-pikuk akibat kasus penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta (non aktif), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Beberapa bulan belakangan, kondisi kekinian baik di media sosial maupun di kehidupan nyata sedang hiruk-pikuk dengan kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok di Kepulauan Seribu . Itu menjadi polemik di seluruh tempat. Lebih dari 1 juta massa menuntut keadilan agar proses hukum Ahok berjalan dengan transfaran," jelasnya.
Diskusi terbatas yang diselenggarakan Yayasan Lafran Institute kemudian diharapkan Sugiat dapat membahasnya sesuai konteks gerakan lokal.
"Ini bagaimana kita bisa membahasnya dengan konteks gerakan lokal yang ada," ucapnya.
Narasumber dalam diskusi terbatas tersebut adalah Ahmad Taufan Damanik (Dosen Universitas Sumatera Utara) dan Shohibul Anshor Siregar (Dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara) serta dihadiri oleh 25 orang peserta yang terdiri dari berbagai latar belakang profesi.[sfj]
KOMENTAR ANDA