Dua pekan terakhir, Presiden Jokowi mendadak super sibuk, bertemu dengan banyak pihak. Dalam kesibukannya itu, banyak pihak yang diiingatkan tentang pentingnya menjaga persatuan dan kebhinekaan bangsa Indonesia, termasuk komitmen pihak-pihak tersebut untuk menjaganya.
Menanggapi hal tersebut, Mahfuz Sidik, anggota DPR RI dari FPKS menilai peringatan presiden hal yang normatif saja.
"Itu normatif dan memang menjadi tanggung-jawab presiden," kata mantan Ketua Komisi I DPR Mahfuz Siddiq Rabu (16/11).
Namun bagi politisi PKS ini, pernyataan presiden menjadi menarik untuk dikritisi jika diletakkan dalam konteks kasus Ahok yang beririsan dengan Pilkada DKI 2017 dan Aksi 411 lalu.
"Presiden melihat kasus Ahok ini sebagai perkara besar dan serius sehingga harus turun gunung langsung. Mengingatkan semua pihak, khususnya kalangan umat Islam, TNI dan Polri akan pentingnya menjaga persatuan dan kebhinekaan. Pasti ada alasan atau kepentingan tertentu presiden melakukan ini." ujar Mahfuz di gedung senayan.
Tapi Mahfuz menyoroti ada keanehan dari langkah-langkah Presiden Jokowi. "Jika konteksnya kasus Ahok dan aksi 411 yang nampak masih akan berlanjut, kenapa sampai sekarang Jokowi belum pernah memperingatkan Ahok tentang menjaga persatuan dan kebhinekaan? Kan ribut-ribut belakangan ini sumber masalahnya di Ahok?" kata Mahfuz. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA