post image
KOMENTAR
Setelah gagal mengadudomba ulama melalui upaya menghadirkan Syech Musthofa Amr dari Mesir sebagai saksi ahli yang meringankannya dalam kasus penistaan agama, kini Ahok melalui para pendukungnya kembali melakukan gerakan yang berpotensi mengadudomba rakyat.

Gerakan itu, kata Lieus Sungkharisma, koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak), adalah rencana sejumlah orang untuk menyelenggarakan "Parade Bhinneka Tunggal Ika" yang digagas Ma'arif Institute, sebuah LSM yang didirikan Prof. Syafi'i Ma'arif.

Menurut Lieus, rencananya parade itu akan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 19 November 2016 dan disebut-sebut akan diikuti seratus ribu orang baik dari Ormas maupun artis.

"Tapi ternyata rencana itu keburu bocor karena  sejumlah Ormas dan artis yg disebut-sebut akan ikut serta, seperti PP Muhammadiyah, Banser, LBH, Aliansi Nasional 98, dan bahkan artis Melanie Soebono serta Habib Luthfi bin Yahya, membantah keterlibatan mereka," katanya.

Terkait soal itu, Lieus menyebut Ahok dan para pendukungnya memang seperti sudah hilang akal. "Segala cara mereka lakukan untuk membela Ahok," kata Lieus dalam keterangan beberapa saat lalu (Rabu, 16/11).

Atas adanya rencana aksi tandingan dari pendukung Ahok yang berlindung di balik nama parade kebhinnekaan itu,  Lieus menghimbau agar Ahok dan para pendukung segera menghentikan semua rencana aksi yang berpotensi mengadudomba rakyat, termasuk kegiatan yang berkamuflase di balik nama Parade kebhinnekaan itu.

"Sudahlah, jangan lagi bikin kegiatan yang justru akan memperkeruh keadaan. Tak perlu bikin aksi-aksi tandingan yang malah akan membuat rakyat makin marah," ujar Lieus.

Ditambahkannya, beruntung sejumlah pimpinan Ormas, tokoh masyarakat dan artis yang namanya dicatut telah mengklarifikasi pencatutan nama mereka, sehingga masyarakat jadi tau niat jahat di balik rencana aksi parade kebhinnekaan itu.

"Coba kalau undangan aksi yang mencatut nama ormas dan tokoh itu tidak bocor, para tokoh masyarakat, artis dan pimpinan ormas yang namanya dicatut bisa jadi sasaran hujatan dan cacimaki rakyat," kata Lieus. [hta/rmol]

 

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Peristiwa