Sekretaris Komisi C DPRD Sumatera Utara, Sutrisno Pangaribuan mengatakan teror merupakan tindakan kejahatan kemanusiaan yang harus direspon secara bersama-sama dengan tetap menjaga persatuan. Hal ini disampaikannya menyikapi teror bom di Gereja Oikumene Samarinda.
Dengan demikian Ia menghimbau seluruh umat yang ada di Indonesia khususnya di Sumatera Utara tetap bersatu untuk melawan tindakan melawan hukum tersebut..
"Ketakutan adalah kondisi yang sangat diharapkan oleh para teroris, dan ini jelas melawan hukum dan melawan negara yang harus diselesaikan tuntas oleh aparat penegak hukum," katanya, Selasa (15/11).
Sutrisno mengatakan, saat ini wacana yang berkembang adalah mengaitkan aksi kejahatan kemanusiaan tersebut dengan kepercayaan tertentu. Menurutnya hal tersebut merupakan kekeliruan besar mengingat aksi teror tidak berkaitan dengan agama tertentu.
"Aksi teror tidak berkaitan dengan agama tertentu, oleh karena itu jangan ada yang mengaitkannya dengan agama apapun," tegasnya.
Politisi PDI Perjuangan ini meminta, negara hadir dalam menyelesaikan persoalan teror yang menurutnya justru bertujuan untuk mendelegitimasi Pemerintah RI dalam hal ini Presiden Jokowi sebagai simbol negara. Apalagi belakangan ini, orang nomor 1 tersebut kerap melakukan kunjungan ke berbagai kesatuan baik di lingkungan TNI maupun Polri.
"Jadi menurut saya ini upaya pelaku teror untuk "menampar" muka presiden. Oleh karena itu, presiden harus menginstruksikan aparat penegak hukumnya mengungkap pelaku dan aktor teror tersebut. Negara tidak boleh kalah melawan mereka," demikian Sutrisno.[rgu]
KOMENTAR ANDA