Kepala pemerintahan Kabupaten Simalungun, JR Saragih menegaskan tahun 2017 akan memprioritas sektor pariwsata dan pertanian menjadi sumber utama penghasilan wilayahnya. Sekaligus mensejahterakan masyarakatnya.
Upaya ini disampaikan oleh JR Saragih dalam acara Panen Bawang Bersama Edisi Kemarau Bersama Kelompok Wanita Tani Purba dan Kelompok Tani Jaya II Purba Sipinggan di Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, Selasa (8/11/2016)
Sendi Warto Purba, Ketua Kelompok Petani mengatakan, wilayahnya saat ini memiliki lahan seluas 50 hektare yang ditanam bawang merah untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari seluas 20 hektare dan pembenihan seluas 30 hektare. Setiap hektarnya, saat musim kemarau menghasilkan 19.2 ton bawang merah dengan harga jual Rp 25.000 per kilo gram.
Di luar musim kemarau mampu menghasilkan 30-35 ton per hektar. Saat msim kemarau produksi menurun dikarenakan kekurangan pasokan air. "Tanaman bawang ini sangat mengandalkan pasokan air. Kendalanya adalah saat ini sumur galian yang ada di lahan pertanian masih kurang," ungkap Sendi.
Ditambahkan juga oleh Sendi, kendala lainnya adalah belum adanya jaminan stabilitas harga pertanian dari pemerintah kabupaten. Ketika petani bawang over supplay yang terjadi adalah harga produksi jadi turun drastis. Hal ini mengakibatkan para petani kurang nyaman untuk kembali bertani. Alhasil, para petani pun mengalihkan fungsi lahannya dengan produksi lain.
Untuk itu, Sendi berpesan kepada Pemerintah Kabupaten agar membuatkan semacam lumbung pertanian untuk menampung penghasilan yang over supplay, sehingga mampu mengendalikan harga di pasar.
Sementara itu, JR Saragih, Bupati Simalungun menyatakan dan memberikan semangat ke para petani untuk tidak putus asa apalagi mengalih fungsikan lahannya. "Pemerintah Kabupaten Simalungun akan membeli seluruh hasil pertanian yang ada di wilayahnya. Kemudian produk tersebut akan dilabeli Made In Simalungun. Dengan demikian, sudah tidak alasan bagi petani untuk mengakih fungsikan lahan pertaniannya," ungkap JR Saragih.
Pada tahun 2017 mendatangkan Pemkab Simalungun akan membuat program kerja setiap kepala dinas menjadi bapak angkat bagi kelompok tani untuk kemudian minimal menggarap 10 hektare lahan mulai dari proses tanam, panen, hingga pemasarannya. "Hal ini dilakukan agar para petani merasa nyaman dan tidak mengalihfungsikan lahannya," jelas Bupati Simalungun.
Pemerintah Kabupaten Simalungun pun ingin memiliki lahan pertanian yang terzonanisasi hasil kerjasama SKPD dengan kelompok tani. "Misal satu kepala dinas dan kelompok tani menanami lahan 10 hektar dengan bawang, kemudian 10 hektar lagi untuk padi, terus 10 hektar di tanam sayuran, begitu seterusnya dengan varietas yang berbeda," harap Bupati.
Seperti diketahui, bahwa Kabupaten Simalungun pernah meraih penghargaan sebagai swasembada pangan beberapa tahun lalu. Kemudian tahun mendatang Kabupaten Simalungun pun menjadi proyek percontohan nasional untuk penanaman padi gogom seluas 500 hektare. "Untuk itu, kita pun akan tetap menjaga sebagai penghasil swasembada nasional dan penghasil bawang terbesar di Sumatera Utara," ucap JR Saragih di hadapan para petani.
JR Saragih pun menegaskan tahun 2017 mendatang hendak menyandingkan Pariwisata dengan Pertanian. Sebagaimana yang diinstruksikan presiden agar daerah di seluruh Indonesia menjadikan Pariwisata dan Pertanian sebagai leading sector pendapatan.
"Kabupaten Simalungun unggul untuk semua itu. Dari sisi Pariwisata punya Danau Toba, Simalungun pun terkenal dengan argohultikultura. Jadi, saat orang berkunjung ke Simalungun dapat melihat danau toba, rumah bolon, kemudian menikmati hasil pertanian secara nyaman dan indah. Sebab semua tertata rapi,"tutup JR Saragih Bupati Simalungun.[rgu]
KOMENTAR ANDA