PENANGKAPAN kader HMI oleh aparat kepolisian mengingatkan kita kembali pada peristiwa kelam bangsa Indonesia atas penculikan para Jenderal oleh PKI ditahun 1965.
Kejadian dini hari tadi dilatar belakangi Aksi Damai Umat Islam 4 November. HMI telah menjadi kambing hitam atas stigma pidato Jokowi bahwa ada aktor politik yg menunggangi demonstrasi.
Pidato Jokowi tersebut diamini oleh kepolisian sehingga terjadilah proses penangkapan paksa yg mirip penculikan di sekretariat PB HMI.
Sikap Jokowi dan institusi Polri ini sangat berbeda dengan sikap yang ditampilkan oleh TNI. Bisa dilhat dari pernyataan-pernyataan Panglima TNI Jend. Gatot Nurmantyo yang bernada menyejukkan dan mendukung aspirasi dan tuntuan penegakan hukum oleh umat Islam dalam aksi damai.
Adanya pesan tersebut umat Islam menjaga tindakan anarkhisme dari penyusup yang bermaksud ingin menunggangi aksi.
Sejak kelahirannya pada tahun1947, HMI tidak pernah mempunyai musuh bebuyutan kecuali PKI. Ketika PKI meminta Presiden Soekarno agar HMI dibubarkan maka TNI atau ABRI saat itu yang maju terdepan membela HMI agar tidak dibubarkan oleh Bung Karno.
Bahkan Jend. Ahmad Yani mengatakan langkahi dulu mayatku sebelum membubarkan HMI. Jend. Besar Sudirman menyebut HMI sebagai Harapan Masyarakat Indonesia.
Terbukti bersatunya umat Islam dan ABRI telah menyelamatkan ideologi Pancasila dari rongrongan PKI. Dan akhirnya partai terlarang ini yang dibubarkan.
Melihat situasi sekarang ini yang mirip dengan peristiwa 1965, maka bersatulah umat Islam dan TNI untuk menyelamatkan bangsa. [***]
*Ketua QOMAT (Qomando Masyarakat Tertindas)
KOMENTAR ANDA