post image
KOMENTAR
Kepolisian akan menurunkan beberapa personil dengan menggunakan peci dan sorban untuk mengamankan aksi unjuk rasa 4 November 2016 nanti.

Anggota Komisi III DPR, HR. Muhammad Syafi'i mengaku tidak setuju dengan ide tersebut. Menurut dia, yang boleh melakukan penyamaran hanyalah intelijen.

"Kita ingin Polri profesional, yang boleh under cover bukan petugas tidak berbaju dinas, itu cuma intelijen. Di luar intelijen harus gunakan seragamnya," tegas politisi Partai Gerindra ini, Kamis (2/11).

Diketahui, beberapa beberapa lalu, Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan memerintahkan Kapolres di lingkungan Polda Metro Jaya agar tak ragu-ragu menembak perusuh dan tukang onar saat Pilkada berlangsung.

Syafi'i mengatakan istruksi tersebut patut dikhawatirkan. "Karena sudah statemen dari petinggi Polri yang akan melakukan tembak di tempat, terhadap mereka pelaku kerusuhan," tandasnya.

Kekhawatiran tersebut bukannya tanpa alasan. Sebab menurut pria yang kesehariannya disapa Romo Syafi'i ini, semua pihak tentu akan bertanya, nantinya yang melakukan kerusuhan apakah masyarakat ataukah Polisi yang mengenakan baju seperti masyarakat.

Untuk itu, jikapun dikhawatirkan ada penyusupan, maka sesungguhnya Polisi sendirilah yang telah melakukan penyusupan.

"Saya menetang pakaian Polri seperti para demonstran. Kalau itu dilakukan dan mereka bawa senjata, mereka harus dicopot. Siapa yang jamin tidak terjadi penyusupan," tukas Romo Syafi'i. [hta/rmol]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas