Wakil Ketua DPR, Fadli Zon tidak percaya atas tudingan yang mengatakan aksi 4 November 2016 ditunggangi oleh kelompok Islam radikal dunia yang memiliki jaringan di Indonesia. Fadli sendiri merencanakan akan ikut bergabung dalam aksi nanti.
Sebab menurut dia, yang akan ikut dalam demo tersebut juga dihadiri oleh ibu-ibu pengajian, ormas Islam dan beberapa tokoh nasionalis yang hanya ingin penegakkan hukum yang seadil-adilnya, terkait kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta (nonaktif) Basuki T Purnama alias Ahok.
"Saya kira tidak benar. Dalam kelompok yang hadir itu malah ada ibu-ibu pengajian, ormas dan tokoh nasionalis juga ada. Semua hanya menuntut satu keadilan proses hukum," tegas Fadli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/11).
Karena itu, menurut Fadli, aksi 4 November nanti harus dihargai semua pihak. Anggap saja demo itu merupakan hal biasa yang tidak perlu ditakutkan. Apalagi negeri ini sudah mengenyam alam demokrasi selama 18 tahun, yakni sejak 1998.
"Bukan hari ini kita ada demo besar. Berkali-kali karena itu nggak perlu dibesar-besarkan. Demonstrasi itu sah bagian dari demokrasi," ujar wakil ketua umum Partai Gerindra ini.
Fadli juga menilai, kabar tembak di tempat terhadap demonstran yang anarkis, tidak perlu dilakukan. Kalau ada yang anarkis menurutnya ditangkap saja.
"Nggak perlu tembak di tempat. Ini rakyat kita sendiri kok. Justru hal itu akan memicu hal yang tidak kita inginkan. Jadi demonstrasi tersebut harusnya dikawal dengan baik, bukan malah masyarakat ditakut-takuti. Karena yang ikut demo sesungguhnya adalah WNI," ungkapnya.
"Mereka adalah rakyat kita. Jadi harus dikawal polisi, mereka bukan musuh. Kok jadi kesannya kesana. Mereka rakyat yang unjuk rasa menganggap ada kasus tak sesuai harapannya untuk diproses hukum," tukas Fadli menambahkan. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA