MBC. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengunjungi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat 29-30 Oktober. Tujuannya, meninjau daerah perbatasan dan berupaya meningkatkan fasilitas transportasi di daerah itu.
"Saya datang ke NTT dan NTB dalam rangka melihat secara jelas bagaimana sarana transportasi yang ada di kedua provinsi ini, karena wilyah di sini kan pulau-pulau. Saya menyadari bahwa saudara-saudara kita di NTT dan NTB belum sama kondisinya dengan yang di Jawa dan Sumatera," terang Budi Karya sebagaimana disebutkan dalam surat elektronik yang dikirimkan ke redaksi, sesaat lalu.
Budi Karya tidak sendirian. Dia didampingi Direktur Jenderal Perhubungan Laut Tonny Budiono, Direktur Operasi Pelindo III Rahmat Satria, dan Direktur Bandar Udara Yudhi Sari Sitompul. Untuk Sabtu, Budi Karya mengunjungi Kupang, Atambua dan Maumere.
Atambua, kata dia, harus menjadi fokus perhatian pemerintah. Sebab, Atambua adalah daerah perbatasan yang harus dijaga.
"Saya ingin lihat situasi langsung lapangan agar dapat memutuskan langkah apa untuk memperbaiki sarana transportasi agar kelancaran konektivitas udara dan laut bisa berdampak terhadap mobilitas barang dan jasa," jelas Budi Karya.
Dia menjelaskan, bakal terus berupaya mewujudkan konektivitas di Atambua. "Atambua akan jadi benteng negara kita, pertama nanti runway bandaranya yang saat ini baru 1.450 meter akan kita perpanjang menjadi 1.600 sampai 1.700 meter agar ATR bisa jalan, kedua pelabuhan Atapupu di Atambua akan kita perbaiki," jelasnya.
Budi Karya menambahkan, pelabuhan dan bandara yang baik akan mendukung arus logistik barang. "Prioritas pembangunan bandara dan pelabuhan untuk tingkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan. Kalau pelabuhan dan bandara bagus, movement logistik bagus, maka bisa mengajak orang Timor-Timor ke Atambua," katanya.
Sementara itu, Gubernur NTT Frans Lebu Raya yang menyambut Budi Karya menyampaikan beberapa laporan terkait pembangunan infrastruktur di Provinsi yang dia pimpin. Salah satunya soal rencana kunjungan dari Presiden Joko Widodo.
"Pada 13 Desember nanti Presiden akan ke Kupang. Kemudian di Maumere untuk ground breaking sebuah waduk. Kita harapkan, Presiden juga ikut launching jembatan Palmerah yang menghubungkan dua pulau," jelas dia kepada Budi Karya.
Frans menjelaskan, Palmerah sendiri disebut warga berasal dari gabungan nama dua desa yang dihubungkan jembatan tersebut. Diketahui, jembatan itu menghubungkan Desa Palau di Pulau Adonara dan Desa Tanah Merah di Pulau Flores.
"Sehingga warga menyebutnya dengan Jembatan Palmerah. Tapi secara resmi akan disebut Jembatan Pancasila. Kami ingin mengingatkan kalau Pancasila lahir di NTT," cerita dia.
Frans menambahkan, di bawahnya itu ada arus laut yang kencang. Jadi akan dipasang turbin agar bisa menghasilkan listrik dari arus tersebut.
Menhub Budi mengapresiasi langkah Pemerintah NTT yang begitu komunikatif dengan pemerintah pusat. Kata dia, sebagai daerah kepulauan, konektivitas memang jadi hal yang penting.
"Ini provinsi kepulauan dan ada pulau terluar yang berbatasan dengan negara lain. Kita harus berikan konektivitas. Hal ini untuk mewujudkan kemakmuran. Maka kita akan optimalkan bandara yang sudah ada. Memperpanjang landasan. Secara khusus soal pelabuhan, ada kegiatan intensif. Akan kita perbaiki juga," demikian Budi Karya. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA