post image
KOMENTAR
Pangdam I/BB Mayjend TNI Lodewyk Pusung menegaskan seluruh lapisan masyarkat di Sumatera Utara harus terlibat dalam perang melawan narkoba. Hal ini ditegaskannya saat memberikan arahan pada peringatan HUT FKPPI ke 38 di Hotel Emerald Garden, Jalan Yos Sudarso, Medan, Minggu (23/10).

Hadir dalam acara tersebut Gubernur Sumatera Utara T Erry Nuradi, Pangdam I/BB Mayjend Lodewik Pusung yang sekaligus ketua dewan pembina PD II FKPPI Sumut, dan perwakilan Polda Sumatera Utara, Ketum FKPPI Ponco Sutowo, Ketua PD II FKPPI Sumut Khairuddin Syah yang juga Bupati Labuhan Batu tokoh masyarakat Syamsul Arifin yang juga mantan gubernur Sumut, anggota Pepabri, Warakwuri.

"Saya tegaskan, kader FKPPI harus terhindar dari narkoba dan menjadi barisan terdepan memberantas narkoba," katanya.

Mayjend Lodewyk mengatakan narkoba saat ini sudah menjadi salah satu ancaman terhadap kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dimana narkoba sudah dijadikan sebagai salah satu alat dan cara untuk melemahkan generasi bangsa Indonesia sehingga dengan mudah akan dikuasai oleh bangsa asing. Kehancuran bangsa bahkan menurutnya sudah berada didepan mata jika generasi bangsa Indonesia tidak menyadari "perang" dengan menggunakan narkoba yang sedang terjadi.

"Ingat perang candu di China pada tahun 1839-1842 dan kedua 1856-1860. Kala itu Inggris melakukan perang dengan memasok candu sehingga generasi menjadi ketergantungan. Dan perang candu membuat Hongkong dan Taiwan tergadai. Ancaman seperti itu sudah didepan mata, sehingga kita wajib melawannya," tegasnya.

Ia menegaskan, perang terhadap narkoba harus dimulai dari diri. Para pimpinan juga sangat berperan dalam memberikan ketegasan terhadap oknum-oknum yang mencoba terlibat dengan narkoba.

"Kalau saya jelas, tentara yang terlibat saya pecat. Karena itu virus penghancur. FKPPI juga harus tegas, pecat kader yang terlibat narkoba," ujarnya.

Sementara itu Ketua Umum FKPPI Ponco Sutowo mengatakan seluruh kader FKPPI wajib mematuhi seluruh aturan yang ada di Indonesia. Sebagai anak yang lahir dari penegak hukum, seluruh kader FKPPI menurutnya senantiasa akan tetap konsisten berjuang mempertahankan kedaulatan NKRI. Berbagai ancaman kedaulatan seperti upaya merongrong ideologi negara menurutnya menjadi salah satu ancaman serius yang harus disikapi oleh kader FKPPI.

"Pancasila saat ini tengah digoncang kembali oleh paham-paham komunis. Salah satunya dengan menyerukan agar presiden meminta maaf atas tragedi 65. Tapi presiden sudah menyatakan tidak akan meminta maaf. Kita harus mendukung presiden," ujarnya.

Sementara itu Gubernur Sumatera Utara, T Erry Nuradi dalam sambutannya meminta agar seluruh kader FKPPI ikut serta membantu pembangunan di Sumatera Utara.
Sesuai tema yang diusung pada acara tersebut, yakni Mengajak Seluruh Keluarga FKPPI Bersatu Dalam Pikiran, Menggerak dan Langkah Menuju Sumut Sejahtera, Erry berharap agar FKPPI Sumut dapat lebih mempersolid barisan dan meningkatkan persatuan.

"Pengurus cabang FKPPI di Sumut masih 29, kita berharap agar nantinya FKPPI memiliki cabang di  setiap kabupaten dan kota. Saya sebenarnya juga anak kolong, oleh karena itu saya harap tidak ada lagi perpecahan di FKPPI," ujar Erry.

Ketua FKPPI Sumut Kharuddin Syah Sitorus dalam laporannya mengatakan salah satu program kerja yang dijalankan pihaknya adalah memberantas narkoba dan memberikan kepedulian sosial bagi sesama.

"Visi kami memerangi peredaran narkoba, meningkatkan wawasan kebangsaan untuk kader FKPPI dalam rangka mempertahankan NKRI, lalu kepedulian sosial dan meningkatkan kesejahteraan kader FKPPI melalui pendidikan dan bidang wirausaha. Semoga FKPPI semakin maju dan dapat lebih solid. Ajak semua kader bersatu, jangan terpecah belah agar kita kiat. Mari semua bersatu untuk membangun FKPPI dan membangun Sumut," demikian Kharuddin Syah.[rgu]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel