Galaxy Note 7 bukanlah satu-satunya perangkat smartphone besutan Samsung yang rentan terhadap ledakan.
Begitu bunyi gugatan terbaru yang diajukan warga Rabu kemarin (19/10) di sebuah pengadilan California Amerika Serikat.
Dalam gugatan tersebut disebutkan bahwa pihak Samsung tahu selama bertahun-tahun bahwa teknologi yang digunakannya berbahaya.
Disebutkan juga bahwa mafungsi teknologi yang berpotensi berbahaya bukan hanya Galaxy Note 7, namun juga tipe lainnya, yakni S6.
"(Samsung) memilih untuk menyembunyikan masalah dari masyarakat, meskipun mengetahui risiko mendatang dan dapat diprediksi bahwa ponsel bisa panas, (memantik) api dan merusak dari dalam perangkat yang berpotensi berbahaya dan menyebabkan cedera serius," begitu bunyi gugatan tersebut seperti dilansir The Guardian.
Menurut Frank Pitre, pengacara penggugat yakni Brandon Covert dan istrinya, Jennifer masalah yang terjadi dengan seri 7 Samsung hanyalah puncak gunug es.
Mereka mengajukan gugatan tersebut karena mengklaim bahwa perangkat aktif Galaxy S6 milik Brandon Covert meledak.
Ia menjelaskan kronologis ledakan, yakni pada 2 Agustus lalu sekitar pukul 22.00. Pasangan yang tinggal di California itu tengah tidur bersama anak bayi mereka di rumah ketika tiba-tiba ada ledakan keras menyerupai tembakan.
Saat itu ditemukan bahwa perangkat S6 milik Brandon Covert di dalam lemari meledak dan memicu munculnya api setinggi 4-5 inci. Ruangan mereka pun segera dipenuhi dengan asap.
Brandon kemudian mencoba memadamkan api dengan kemeja, namun api terus menyala dan membusakan zat asam.
"Seperti muntahan dari telepon," menurut gugatan tersebut.
Ia kemudian nekad mengambil perangkat dan memasukkannya ke dalam air di dapur. Api pun padam.
"Apa yang tersisa adalah tumpukan logam berkerut, plastik dan kaca, bersama dengan daging meleleh Brandon," kata gugatan tersebut.
Sementara Pitre menjelaskan bahwa asa bagian dari fisik Brandon yang mengalami luka bakar yang parah akibat insiden tersebut.
"Tapi kemudian ada trauma emosional yang mempengaruhi dia dan istrinya sehingga membuat mereka khawatir bahwa ponsel bisa menjadi bom di rumah Anda sendiri," tegasnya. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA