MBC. Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menilai pemerintahan Jokowi-JK belum mewujudkan cita-cita Trisakti sebagaimana tertuang dalam janji kampanye Nawacita
"Nawacita yang berlandaskan Trisakti merupakan harapan besar rakyat Indonesia, tapi faktanya sampai 2 tahun berjalannya pemerintahan belum tercapai maksimal," kata Ketua Presidium GMNI, Chrisman Damanik dalam pernyataan sikap GMNI di Jakarta, Rabu (17/10).
Menurut Chrisman, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintahan Jokowi-JK masih lebih banyak menguntungkan pasar daripada berorientasi pada kepentingan rakyat. Kebijakan pemerintah Jokowi-JK lebih banyak berorientasi pasar, banyak paket kebijakan pemerintah Jokowi-JK menderegulasi kebijakan mendorong investor untuk investasi.
"Terlebih, pada kenaikan upah minimum setiap tahun yang dihitung berdasarkan angka inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang akan dituangkan dalam PP tentang Pengupahan. Artinya pemerintah telah mengurangi campur tangannya dan menyerahkan proses pengupahan pekerja pada pasar," kata Ketua Presidium masa bhakti 2015-2017 itu.
Dari segi ekonomi, Presidium GMNI menilai masih terlihat ketergantungan yang tinggi dari negara terhadap utang luar negeri dalam pembiayaan APBN. Padahal, mesti ada sikap yang berani untuk berdikari. Dalam 2 tahun Pemerintahan Jokowi-JK sudah melakukan siasat tax amnesty menambah penerimaan negara. Keberadaaan tax amnesty disisi lain dilakukan dengan mengistimewakan para konglomerat dari berbagai kasus korupsi.
Kebijakan ekonomi yang dilakukan Jokowi-JK belum memunculkan keadilan sosial terlihat dari indeks penguasaan tanah di Indonesia mendekati angka 0,58. Artinya, sekitar 1 persen penduduk yang menguasai 59 persen sumber daya agraria, tanah dan ruang," imbuhnya.
Selain itu, Presidium GMNI menilai Isu pemerataan dan membangun Indonesia dari pinggiran yang merupakan salah satu janji Nawacita, telah dikaburkan obsesi membangun megaproyek infrastruktur.
"Prioritas Pembangunan hari ini hanya di titik beratkan pembangunan fisik, padahal diperlukan nation and character building. Revolusi mental merupakan penjabaran kampanye Nawacita Jokowi-JK tentang nation and character building, tetapi hal tersebut belum menjadi prioritas 2 tahun pemerintahan dimana belum ada realisasi yang kongkrit untuk itu," terangnya.
Dari hal-hal disampaikan di atas, GMNI mengimbau pemerintahan Jokowi-JK tetap melaksanakan NAWACITA bernafaskan TRISAKTI sebagai janji yang harus ditepati. "Jangan hanya menjadikan jargon-jargon politik tanpa realisasi," pungkasnya. [hta]
KOMENTAR ANDA