Partai Golkar mengaku tidak khawatir dengan hadirnya Partai Beringin Karya (Berkarya) sebagai partai sempalan. Bahkan, Golkar mengklaim parpol baru hanya ramai menjelang pemilu, lantas hilang setelah gugur dalam pendaftaran.
Partai Berkarya yang dimotori Tommy Soeharto ini resmi berbadan hukum dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) setelah mengakuisisi Partai Nasional Republik (Nasrep). Selain nama dan lambangnya yang menyerupai Golkar, Partai Berkarya juga mengklaim, jajaran pengurusnya diisi para politisi eks Golkar.
Ketua DPP Partai Golkar Zainudin Amali mengatakan, Golkar tidak mempermasalahkan kehadiran Partai Berkarya. Termasuk keputusan Tommy Soeharto dan kader Golkar lainnya bergabung dan membesarkan Partai Berkarya. Menurutnya, pembentukan partai adalah hak setiap orang asalkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
"Siapa pun punya hak untuk menyatakan pendapat, pandangan politik. Enggak apa-apa," ujar Amali di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.
Namun yang terpenting, lanjut Amali, partai-partai baru yang niat mengabdi untuk masyarakat jangan hanya muncul menjelang pemilu saja. Tetapi saat pendaftaran verifikasi peserta pemilu di Komisi Pemilihan Umum (KPU), jumlah parpol yang lolos masih stok yang lama-lama.
"Nah, ujiannya saat pemilu. Banyak partai yang muncul, tapi begitu muncul pemilu cuma 10. Jadi silakan," sindir bekas Sekjen Partai Golkar hasil Munas Jakarta ini.
Saat awal-awal pendiriannya, sejumlah kader Golkar juga banyak yang bicara sinis terhadap Partai Berkarya. Bahkan politisi senior Golkar Akbar Tandjung menyebut, kahadiran Partai Berkarya yang memiliki simbol, warna dan nama hampir sama denga Golkar hanya sekadar cari sensasi saja.
"Ini lebih banyak halnya cari perhatian. Bikin partai tidak mudah. Buat partai saat ini butuh SDM yang besar untuk bisa eksis," kata Akbar kala itu.
Akbar mengatakan, mendirikan partai yang memiliki kemiripan nama maupun logo memiliki aturan jelas. Partai Golkar sekarang akan bersatu, Insya Allah akan solid dan raih hasil politik,” tambahnya.
Seperti diketahui, Senin (17/10) Kemenkumham mengesahkan keberadaan Partai Berkarya dengan SK Menkumham Nomor: M.HH20.AH.11.01 tahun 2016.
Sekretaris Jenderal DPP Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang menjelaskan, Partai Berkarya merupakan hasil penggabungan Partai Nasrep dan Partai Berkarya. Selain Tommy Soeharto, ada juga mantan politikus Partai Nasdem dan eks Menko Polhukam Laksamana TNI (Purn) Tedjo Purdijatno, sebagai ketua Dewan Pertimbanga.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Berkarya, Yockie Hutagalung mengatakan, ada harapan dari para pengurus agar Tommy Soeharto dipilih menjadi ketua umum. "Partai ini butuh seorang komandan. Tentu ada harapan agar beliau menjadi ketua umum Partai Berkarya," tukasnya. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA