Partai Gerindra meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan aparat Kepolisian untuk bekerja keras mencegah terjadinya kecurangan dalam Pilkada DKI 2017 mendatang.
Waketum Gerindra, Arief Poyuono menjelaskan, pencegahan penting dilakukan mengingat adanya informasi pengerahan pemilih siluman untuk memanipulasi suara petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. (Baca:Informasinya, Pemilih Siluman Dikerahkan Manipulasi Suara Ahok-Djarot)
"Jangan sampai terjadi Kecurangan yang massive pada Pilkada DKI Jakarta ,apalagi rakyat ekonominya lagi susah," kata dia dalam surat elektronik yang dikirimkan ke redaksi, Senin (17/10).
Gerindra, kata Arief lagi, juga mengimbau warga DKI Jakarta ber-KTP dan tinggal di Jakarta untuk mengawasi para pemilih saat pencoblosan.
"Yang datang Ke TPS harus benar benar warga DKI Jakarta yang sah dan punya hak pilih. Sebab pemilih siluman nanti akan diarahkan untuk memilih pasangan petahana," jelasnya.
"Jika Pilkada DKI Jakarta hasilnya curang dan dimenangkan pasangan yang punya sumberdaya untuk curang dan punya kekuasaan, maka akan berdampak pada kerusuhan di Jakarta seperti tahun 98."
Itu, kata Arief, bisa terjadi lantaran Ahok baru-baru ini terbelit kasus dugaan penistaan Agama Islam. Hal itu tidak akan mudah dilupakan oleh umat Islam Jakarta. "Dan jika Pilkada dimenangkan Basuki Tjahaja-Djarot Saiful Hidayat dengan kualitas peyelenggaraan Pilkada yang enggak jujur maka bisa berpotensi rusuh di Jakarta.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA