Pers Indonesia tengah berada di persimpangan jalan dan dihadapkan pada berbagai pilihan yang bisa menjauhkan pers dari tanggung jawab sebagai pilar demokrasi yang bekerja untuk kepentingan rakyat banyak.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono saat meresmikan kantor PWI Sabang di Jalan S. Parman, Sabang, Sabtu siang (14/10).
Peresmian itu juga dihadiri Walikota Sabang Zulkifli H. Adam, dan unsur pimpinan PWI dari seluruh provinsi di Indonesia. Sebelum peresmian, pada Jumat malam, PWI menggelar Konferensi Kerja Nasional (Konfernas) yang membahas berbagai program kegiatan dalam waktu dekat serta usulan perubahan Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) PWI.
Margiono mengatakan, posisi kantor PWI Sabang yang berada di persimpangan Jalan S. Parman dan Jalan A. Yani mengingatkan dirinya pada situasi pelik yang tengah dihadapi pers Indonesia.
Menurut Margiono, di persimpangan jalan itu pers Indonesia menghadapi ancaman dari tiga hal yang datang di saat bersamaan, yakni kepentingan politik, kepentingan korporasi dan gempuran informasi media sosial yang sering kali mengabaikan fakta dan kebenaran.
"Kita sekarang menyaksikan bagaiman kepentingan kelompok politik menjadikan pers sebagai alat kepentingan. Pengabdian pers tidak lagi pada kepentingan masyarakat, bangsa dan negara, tapi pada kepentingan politik partai dan atau politisi. Ini memprihatinkan," ujar Margiono.
Demikian juga dengan kelompok korporat yang memanfaatkan pers sebagai alat untuk mengawal kepentingan ekonomi mereka.
"Ancaman yang lain adalah dari media sosial yang berkembang dengan sangat cepat belakangan ini. Sepintas media sosial menjadi alat untuk memenuhi kebutuhan informasi dan membantu masyarakat untuk memahami persoalan dan mencari jalan keluar. Tapi tidak jarang kita saksikan media sosial menjadi alat untuk memperkeruh keadaan," masih kata Margiono.
Jalan keluar terbaik dari kemelut di persimpangan jalan ini, sebut Margiono, tidak lain dan tidak bukan adalah peningkatan kompetensi wartawan.
"Menjadi kewajiban kita semua untuk bersama-sama meningkatkan kompetensi anggota PWI. Hanya dengan itu, kita bisa mempertahankan diri di persimpangan jalan ini," demikian Margiono. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA