Imbauan berpolitik secara santun dan tidak mengedepankan kebencian suku agama ras dan antargolongan (SARA) kembali digaungkan, kali ini datang dari Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI, Ahmad Syafii Mufid.
"Politik itu kalau santun, kenapa enggak? Kalau ada perintah agama untuk memilih pemimpin yang seiman, itu kan enggak masalah. Selama itu tidak merendahkan suku, agama, ras dan golongan lain," jelas Syafii, usai mengikuti diskusi soal pengamanan Pilkada DKI di Markas Polda Metro Jaya, Rabu (12/10).
"Misalnya, kita sebagai orang Islam enggak boleh memilih pemimpin yang non Islam, itu boleh saja. Sama halnya dengan memilih calon pemimpin putra daerah. Misalnya orang Betawi pingin memilih pemimpin yang asli Betawi, itu bukan SARA," ungkapnya, dikutip dari RMOL Jakarta.
Menurutnya, suku, agama, ras dan golongan adalah pemberian. Setiap manusia tidak ada yang bisa meminta untuk dilahirkan dari suku apa, agama apa, atau golongan mana. Hal itu bukan sebuah persoalan, melainkan keberagaman yang harus dihormati. Isu SARA akan menjadi bahaya bila digunakan untuk mengadu domba dan membuat perpecahan.
"SARA akan berbahaya apabila (digunakan untuk) menebar kebencian untuk merendahkan, membuat perpecahan. Kalau dipakai untuk hate speech atau penghinaan atau merendahkan suku, agama, ras dan golongan lain, itu yang enggak boleh," jelasnya.
Sama halnya dalam berpolitik. Alangkah baik, menurutnya, memilih pemimpin yang berkarakter. Pendukung boleh menentukan pilihan sesuai dengan hati nuraninya.
"Tapi pilihan politik itu kan karena programnya bagus, selain (sosok) yang akan memimpin dan melaksanakan program itu bagus orangnya, karakternya bagus," tambah dia. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA