PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus mengoptimalkan bisnis logistiknya di tengah kondisi ekonomi saat ini. Salah satunya, dengan membuka layanan baru berupa angkutan kereta jenazah.
"Pertumbuhannya (bisnis logistik) landai sekali. Meski masih lebih besar dari tahun lalu, tapi jauh dari yang diharapkan," tutur Senior Manager Corporate Communicatioan KAI Daerah Operasional (Daop) 1 Sapto Hartoyo saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, Rabu (5/9) malam.
Padahal, peluang pasar angkutan barang masih sangat besar. Hanya saja, diperlukan inovasi baru dalam meningkatkan bisnis logistik. Salah satunya, dengan penggunaan teknologi informasi.
"Ini sedang mengarah ke sana (penggunaan digital sistem). Kita ambil contoh, sekarang orang bisa pesan dan antar barang secara online, biaya jauh lebih murah dan terjangkau," katanya.
Ia mengakui, selama ini sistem pengangkutan barang dengan menggunakan kereta api terus berkurang peminatnya. Sebab, para pelaku usaha lebih memilih jenis angkutan barang dengan truk.
"Kalau pakai kereta kan memang jadinya double handling. Dari stasiun, barang masih harus diantar lagi ke lokasi tujuan, ini yang membuat tidak efisien bagi pengguna jasa. Disisi lain, kalau menggunakan kereta kan bisa mengurangi beban penggunaan jalan raya," katanya.
Untuk itu, diperlukan strategi bisnis guna menggenjot pertumbuhan pendapatan kereta barang ke depannya. Pasalnya, perseroan menargetkan pendapatan kereta barang tahun ini bisa mencapai Rp 5,1 triliun agar pada Tahun 2018 nanti dapat meningkat kontribusinya hingga 60 persen.
Senior Manager Komersial KAI Daop 1 Sigit Irawanto menambahkan, pihaknya tengah mencoba strategi lain guna mengejar terpenuhinya target pendapatan angkutan barang dengan menawarkan angkutan kereta api jenazah.
"Orang mau cari pemakaman di Jakarta sulit. Banyak yang akhirnya dimakamkan di kampung halaman. Makanya, kami sekarang ada angkutan kereta api jenazah. Ini bagian dari inovasi kami," ungkapnya.
Dijelaskannya, layanan tersebut baru mulai dilakukan sejak September lalu dan direspons positif oleh masyarakat. Terkait biayanya sendiri, ia membandingkan biaya angkut jenazah yang dibawa dengan pesawat.
"Kalau pakai pesawat, bisa berapa? Bisa lebih murah dari itu, sekitar Rp 11 juta. Tapi ini belum diresmikan, rencananya pekan ini akan kami luncurkan layanan baru kereta jenzah," katanya.
Ia menambahkan, layanan tersebut dioperasionalkan oleh anak usaha KAI yakni PT KA Logistik (KA Log). Sementara itu, jasa pengantaran jenazah saat ini baru melayani sejumlah kota yang ada di wilayah Jawa.
Perseroan juga turut menggandeng Yayasan Bunda Selasih di Yogyakarta untuk pengurusan jenazah. Dengan begitu, diharapkan layanan tersebut dapat memudahkan masyarakat yang selama ini kesulitan mengantar jenazah ke kampung halamannya.
"Jadi nanti ada gerbong khususnya sendiri, keluarga yang mengantar tetap di gerbong penumpang. Paketnya variatif, diantar jamput dari rumah atau rumah duka menuju lokasi pemakaman," tandasnya.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA