Banjir yang melanda kota Medan akhir-akhir ini seolah tanpa penanganan khusus. Bahkan di beberapa titik banjir terlihat tidak ada intervensi Pemerintah Kota Medan. Adapun upaya, hanyalah terkesan tambal sulam tanpa solusi jangka panjang.
Hal ini diungkapkan Ketua Umum DPP Pemuda Perindo, Effendi Syahputra saat diminta tanggapannya terkait banjir di Medan. Sebagai Tokoh Muda dari Medan Effendi menilai, permasalahan banjir ini semakin rumit karena tidak terbangunnya komunikasi yang baik antara Walikota dengan warga masyarakat.
"Banjir ini kan adalah permasalahan lama dan sangat kompleks, saat kondisi begini, tentu warga butuh komitmen Pemerintah. Wajar saja, ditambah dengan janji-janji manis kampanye saat pilkada masih segar diingatan publik, karena itu reaksi dan kritik terhadap penanganan banjir ini menjadi masif dan besar," ujar Politisi muda Partai Perindo tersebut.
Effendi menegaskan. Warga Kota Medan membutuhkan kehadiran Walikota dan Wakilnya bersama-sama menghadapi masalah ini, kemudian memberi penjelasan apa saja strategi dan rencana per titik untuk mengatasi banjir tersebut. Hal ini sangat penting untuk membangun kepercayaan publik terhadap adanya upaya serius yang dilakukan Pemko.
"Memang harus detail, karena warga sekarang sudah cerdas, Walikota harus hadir memberi pemahaman itu, seperti apa solusinya, kapan dan apa kendalanya di titik tersebut, tidak bisa general seperti selama ini, sehingga warga dapat kepastian dan meyakini Walikota sedang berkerja keras untuk mengatasi hal ini, yang sekarang terjadi kan tidak," kata Effendi
Kemudian lanjut Effendi, Walikota dan Wakilnya tidak perlu membangun debat-debat kusir di sosial media terkait kewenangan Pemko Medan dalam penanganan banjir ini. karena ini menurut Effendi akan menunjukkan sikap pembelaan diri yang berlebihan sementara banjir masih terjadi dan seolah tidak tertangani.
"Kalau ada perubahan, warga pasti mengakui itu, kalau pemerintahnya kerja warga pasti mendukung, harus jelas basisnya memang kinerja, saya kira Walikota dan Wakil ini perlu belajar ke daerah lain, bagaimana cara membangun komunikasi dengan warga dan solusi-solusi masalah banjir ini, tidak perlu malu kalau demi kebaikan," paparnya.
Melihat kondisi ini, Effendi menilai wajar publik ragu dengan duet Eldin-Akhyar ini, tapi kalau hal ini dilihat dari kacamata yang jernih, ini sangat baik agar Eldin-Akhyar meningkatkan performa kepemimpinan mereka. Dan tentunya harus terbuka dengan kritik dan masukan yang ada.
"Warga sudah mudah dapat asupan bagaimana pemimpin-pemimpin daerah lain seperti pemimpin di surabaya, bandung, makassar, bagaimana para pemimpin tersebut membangun komunikasi dan menghadirkan solusi kemudian mewujudkan perubahan, kemudian mereka (masyarakat) akan membandingkan dengan pemimpin di daerahnya. Saya kira di sini problem Eldin-Akhyar sehingga menimbulkan kekecewaan dan kritik yang massif dari warga nya sendiri," tukas alumni Fakultas Hukum USU ini.[rgu]
KOMENTAR ANDA