post image
KOMENTAR
Terus merosotnya daya saing Indonesia dalam dua tahun terakhir ini menjadi peringatan serius bagi pemerintah untuk melakukan perbaikan di berbagai sektor.

"Penurunan daya saing ini menunjukkan bahwa masih belum optimalnya kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Dengan daya saing yang semakin melemah kita akan semakin tersudut dalam persaingan antar bangsa," ujar anggota Komisi XI DPR RI Ecky Awal Mucharam dalam keterangannya, Selasa (4/10).

Laporan Indeks Daya Saing Global 2016-2017 yang dirilis Forum Ekonomi Dunia (WEF) menyebut daya saing Indonesia dari 138 negara merosot dari peringkat ke-37 di tahun 2015 menjadi peringkat ke-41 tahun 2016. Sementara, peringkat daya saing ekonomi Indonesia dalam Global Competitiveness Report 2015-2016 juga turun dari peringkat 34 menjadi peringkat 37 dari 140 negara.

"Dalam dua tahun pemerintahan sekarang, Indonesia turun tujuh peringkat. Padahal periode sebelumnya daya saing Indonesia terus membaik dari peringkat ke-54 pada tahun 2009 menjadi peringkat ke-34 tahun 2014. Ini menjadi pekerjaan berat dan membutuhkan konsistensi kebijakan dan peningkatan kinerja pemerintah sebagai nahkoda bangsa," jelas Ecky.

Dalam Laporan WEF secara keseluruhan, skor Indonesia adalah 5,42. Kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan dasar di Indonesia menurun drastis 20 level dibandingkan tahun 2015 menjadi berada di posisi ke-100. Untuk efisiensi pasar tenaga kerja, Indonesia berada di peringkat 108. Sementara untuk pemanfaatan teknologi, peringkat Indonesia turun enam peringkat menjadi 91. Indonesia juga masih tertinggal dari beberapa negara Asia lain seperti Malaysia (25), Korea Selatan (26), China (28), Jepang (8), dan Thailand (34).

Menurut Ecky, tidak dapat dipungkiri faktor eksternal yaitu masih belum pulihnya ekonomi global serta masih lemahnya harga komoditas adalah kondisi yang tidak menguntungkan bagi Indonesia. Namun, bagaimanapun, sebagai nahkoda ekonomi negara, pemerintah semestinya sudah bisa membaca kemana arah angin berhembus dan mempersiapkan kebijakan yang tepat.

Dia juga mengingatkan bahwa sampai hari ini pemerintah belum memberikan roadmap jelas tentang bagaimana membangun basis industri dan produksi yang kuat. Pemerintah juga belum memberikan arah jelas terkait dengan transformasi struktural perekonomian.

"Paket-paket kebijakan ekonomi yang sudah diluncurkan belum terasa dampaknya. Slogan Trisakti terkait dengan kemandirian ekonomi dan menjadikan pembangunan lebih produktif masih belum terlihat. Tanpa industrialisasi yang kokoh kita akan sulit menjadi bangsa produsen besar dan keluar dari middle income trap," tandas Ecky. [hta/rmol]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Ekonomi