Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menggandeng Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) mengintegrasikan perspektif gender dalam perkuliahan. Konkretnya, di UINSU akan muncul mata kuliah terintegrasi gender di setiap program studi.
"Saya menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada UINSU untuk ambil bagian dalam program integrasi perspektif gender dalam perkuliahan. Bagi UINSU, tugas ini bukan saja menjadi tugas birokrasi dan kelembagaan melainkan suatu tugas kemanusiaan, dan karenanya merupakan tugas keagamaan. Saya memastikan bahwa kerjasama ini dijalankan dengan sebaik-baiknya dan dengan pencapaian yang semaksimal mungkin," kata Rektor UINSU, Prof Saidurrahman, dalam workshop Persepektif Gender dalam Perkuliahan yang diikuti pengelola program studi (Prodi) UINSU, di Hotel Madani, Senin (3/10).
Dia mengatakan, di UINSU tidak mencatat adanya permasalahan bias gender. Bahkan di UINSU telah berkembang wacana-wacana keadilan gender secara informal dalam berbagai bentuknya. Bahkan, di luar dugaan, dengan tuntutan internal sendiri, didapati beberapa mata kuliah berdiri sendiri yang membahas materi terkait gender. Misalnya, mata kuliah Sosiologi Gender di Prodi Pendidikan IPS Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kependidikan (FITK). Kemudian mata kuliah Gender dan Tasawuf di Pascasarjana, Gender dan Hak Reproduksi di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM).
"Dalam kaitan ini, maka program KPPPA ini akan membantu penguatan kualitas pembelajaran mata kuliah dimaksud. Baik dari segi SDM dosen melalui pelatihan dosen yang menjadi bagian dari kegiatan kerjasama ini, melalui jaringan interaksi dan informasi referensial, dan sebagainya. InsyaAllah, ke depannya dapat ditargetkan munculnya mata kuliah integrasi gender ini tidak hanya di fakultas tertentu melainkan di semua fakultas," pungkasnya.
Kepala Bidang Keseteraan Gender dalam Pendidikan, Deputi Bidang Keseteraan Gender KPPPA, Sayuti Fitri, mengatakan, KPPPA sudah melakukan berbagai upaya untuk menangani praktik diskriminatif pada perempuan. Tapi sampai saat ini masih terjadi ketertinggalan perempuan di bidang pembangunan.
"Kemudian KPPPA membuat terobosan dengan menggandeng sejumlah perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI) untuk mengintegrasikan perspektif gender dalam perkuliahan," kata Sayuti.
UINSU kata dia, menjadi salah satu PTKI pilot project bersama UINSH Jakarta, UHAMKA Jakarta, PT IQI, PTAI Al Hikmah Jakarta, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Raden Fatah Palembang, IAIN Wali Songo Jawa Tengah. Menurutnya, KPPPA melakukan pengarusutamaan gender melalui akademik.
"Kenapa PTKI? Karena seringkali kesetaraan gender dibenturkan dengan Islam. Padahal Islam itu adalah agama yang sangat memegang prinsip keadilan," demikian Sayuti.[rgu]
KOMENTAR ANDA