Pria yang akrab disapa Cak Imin ini mengambil langkah berseberangan di Pilkada DKI dengan PDIP yang menjadi mitra koalisinya di pemerintah. Cak Imin pilih mendukung duet Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, ketimbang mendukung jago PDIP Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
Selain itu, Cak Imin juga sempat mengomentari sikap Gubernur Ahok yang ogah mengambil cuti kampanye serta terkait isu pilpres;
Partai Anda dukung Agus-Silvy, targetnya berapa putaran nih?
Basis NU soalnya kan full support. Kami akan susun pemetaan pemenangan. Survei terus dilakukan, trennya terus positif. Agus-Silvy pasti menang satu putaran.
Banyak kalangan menilai Agus belum punya pengalaman di pemerintahan dan masih terlalu muda. Kalau jadi gubernur nanti apa bisa ngurus pengangguran, kemiskinan, kemacetan, dan lainnya?
Ya memang, kombinasinya kan ada Bu Silvy di situ. Yang sudah sangat panjang kariernya di birokrasi dan pemerintahan. Nanti Bu Silvy menjadi motor utama.
Lah lantas Agus sebagai apa dong?
Sementara Agus punya kapasitas intelektual, pengalaman, di berbagai negara juga akan menjadi modal. Tapi tidak khawatir dengan kombinasi Bu Silvy dan Agus ini Jakarta akan lebih baik.
Kenapa enggak Bu Silvy saja yang jadi cagubnya?
Iya, itu kan kewenangan partai ya. Jadi Bu Silvy bukan orang partai, Agus orang partai.
Jadi Agus posisinya diuntungkan oleh keberadaan Pak SBY dong?
Betul. Seandainya Bu Silvy anggota partai, mungkin Bu Silvy yang akan kita usulkan.
Oh ya, kalau dilihat pilkada kali ini punya potensi memunculkan isu SARA, menurut Anda batasan-batasan SARA itu seperti apa?
Sebetulnya tidak perlu khawatir soal isu SARA, yang paling penting menjadi koridornya adalah tidak memanas-manasi masyarakat. Perbedaan itu biasa.
Kok tidak perlu khawatir?
Sampai hari ini, hanya orang-orang tertentu saja yang rawan menyuarakan isu SARA, itu kita sudah tahu. Makanya kita mau isu SARA itu diangkat di dalam kampanye. Sudah sepi kok isu SARA. Sudah nggak ada.
Masak sih?
Amatan saya tiga bulan terakhir ini sudah tidak ada isu SARA.
Bagaimana dengan rencana Ahok, yang kabarnya kembali ngotot tidak mau ambil cuti?
Ya, dengan tidak cuti kita khawatir memanfaatkan kekuasaan untuk kemenangannya.
Memangnya Anda sudah menemukan indikasi yang mengarah ke situ?
Belum... Belum.
Tapi Yusril, sudah menarik gugatan dari MK, karena enggak ikut bertanding di pilgub. Apa ada pembahasan di internal menyikapi hal ini?
Belum, belum kita bahas. Tapi kita serahkan kepada para hakim MK.
Jika nanti gugatan Pak Ahok yang dimenangkan oleh MK, apa enggak masalah bagi PKB?
Ya risiko harus kita hadapi. Tapi saya yakin hakim-hakim MKsangat arif lah, supaya tidak ada pemanfaatan kekuasaan untuk kemenangan dirinya. Tapi sekuat apapun rekayasa, saya yakin Ahok tumbang.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA