Beberapa organisasi kemahasiswaan di Sumatera Utara meminta Pemerintah Provinsi Sumatera Utara segera menyelesaikan akar konflik sosial yang terjadi akhir-akhir ini, seperti yang terjadi di Tanjung Balai dan Mandailing Natal
Ketua PW HIMMAH Sumut, Nurul Yaqin Sitorus mengatakan bahwa akar konflik berasal dari prvokasi di media sosial dan ditambah dengan kurang pekanya pemerintah terhadap kemajuan teknologi.
"Pemerintah kurang peka terhadap kemajuan teknologi yang dengan cepat dapat mempengaruhi perilaku masyarakat melalui informasi yang didapat dari media sosial. Kita ketahui provokasi di media sosial yanh berujung konflik telah berulang , sehingga pemerintah perlu melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam meredam hal ini," katanya, Jumat (30/9).
Nurul Yaqin juga menekankan bahwa keterlibatan pemuda dan masyarakat dalam membawa pesan perdamaian sebagai upaya mencegah konflik sangat penting.
Begitu juga dengan yang disampaikan oleh Ketua DPD IMM Sumut, Budi Setiawan Siregar. Ia menyampaikan bahwa konflik yang terjadi di Tanjung Balai dan Mandailing Natal diakibatkan ketiadaan sosok pemimpin yang mampu menjadi teladan bagi masyarakat.
"Konflik yang terjadi belakangan ini harus jadi tolak ukur pemerintah untuk berperan aktif mendorong masyarakat, khususnya pemuda dalam mengantisipasi timbulnya konflik sejak dini," jelasnya.[sfj]
KOMENTAR ANDA