Nasib dua politisi Partai Demokrat yakni Ruhut Sitompul dan Hayono Isman akan segera dibahas. Keduanya akan dipanggil Komisi Pengawas (Komwas) Partai Demokrat karena dianggap tidak sejalan dengan keputusan partai. Bahkan, di internal partai muncul petisi pemecatan Ruhut.
Rencananya, hari ini atau lusa, Komwas Partai Demokrat akan memanggil Ruhut dan Hayono Isman. Keduanya, akan diminta pertanggungjawaban terkait sikapnya yang berseberangan dengan partai dalam Pilkada DKI 2017.
Kendati berseberangan, Ruhut tetap yakin atas keputusannya. Dia tidak mau mundur dari Partai Demokrat, meskipun mayoritas kader,termasuk Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas telah menyarankan Ruhut hengkang dari partai bintang mercy.
"Masalah mundur atau tidak dikembalikan pribadi masing-masing. Ruhut dan Isman sudah ditangani Komwas, pemanggilannya belum, rencananya besok atau lusa diminta klarifikasinya," kata Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Agus Hermanto di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, kemarin.
Menurut Agus, semua kader baik anggota biasa maupun anggota DPR, harus bersikap sesuai keputusan partai. Dia meminta kader Demokrat menempatkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan partai.
"Dalam kehidupan politik, kepentingan pribadi berada di bawah, dan kepentingan parpol yang utama yang paling tinggi. Yang bisa mengalahkan kepentingan parpol adalah kepentingan bangsa dan negara. Kita ikuti apa yang harus dikatakan parpol," ujar dia.
Agus juga menepis tudingan bahwa Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono takut memecat Ruhut. Ia menyatakan, semua ada mekanisme yang harus diikuti, kecuali yang bersangkutan mau mengundurkan diri. "Contoh tindakan Komwas itu saat Ruhut diberhentikan jadi jubir Partai Demokrat. Itu mata runtut di Komwas. Nanti rekomendasi dari Komwas, akan diberikan ke Ketum (SBY) yang akan memutuskan," katanya.
Sebelumnya, Ibas ikut bersuara soal sepak terjang antara Ruhut dengan Demokrat. Adanya sikap perlawanan dari Ruhut membuat purta bungsu SBYini pun ikut mendesak Ruhut untuk keluar dari partai. "Ketika keputusan berjenjang, akuntabel, transparan sudah diambil, maka sejak itulah semua kader harus berjuang bersama, bersatu untuk mensukseskan keputusan tersebut, begitulah etika politiknya," ujar Ibas.
Lantas apa tanggapan Ruhut? Koordinator Bidang Hukum dan Keamanan Partai Demokrat ini menolak mengundurkan diri. Menurutnya, jika Demokrat tidak lagi membutuhkan dirinya, maka sebaiknya partai yang memecatnya. "Aku tidak akan mundur. Aku mundur kalau dipecat. Demokrat bukan partai aku yang pertama tapi partai terakhir," katanya.
Ruhut mengaku sudah bersahabat lama dengan SBY, sehingga dia tahu betul manuvernya.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA