
Menurut Waginto, salah satu persoalan mendasar dari sulitnya menyelesaikan persoalan tersebut yakni karena Eldin tidak memiliki kemampuan manajemen quality yang baik.
"Kalau mau baik dia harus memiliki kemampuan manajemen quality, manajemen sinergi," katanya, Kamis (29/9).
Waginto menjelaskan, manajemen quality dan manajemen sinergi tersebut menjadi penentu keberhasilan dari program program yang direncanakan oleh Eldin. Kondisi yang terjadi saat ini menurutnya menjadi komplit, sebab program pembangunan infrastruktur yang digagas dalam rencana dan strategi pemko Medan tidak dapat terwujud akibat tidak adanya sinergitas lintas dinas dibawah Pemko Medan.
"Bagaimana mau beres, masing-masing kadis aja tidak kompak. Bagaimana Dinas Bina Marga bekerja tanpa dukungan camat, bagaimana camat bekerja kalau dananya sendiri dan lainnya. Ini yang harus dibenahinya," ujarnya.
Khusus persoalan banjir, Waginto mengaku sudah mendengar beberapa keluhan dari Pemko Medan yang terkesan "menyalahkan" masyarakat akibat rendahnya kesadaran dalam menjaga lingkungan seperti membuang sampah. Namun menurutnya hal tersebut juga harus dievaluasi dengan baik, mengingat saat ini seluruh camat mengeluhkan minimnya tenaga kebersihan "Bestari dan Lestari" serta berbagai fasilitas sampah seperti tong sampah dan becak sampah.
"Dia (Eldin) kan tau sampah di Medan per hari 1900 ton, sekarang kalau semua fasilitas kurang, mau dimana warga membuang sampah?. Kalau dirunut apa yang salah, anggaran. nah kalau dirunut akan balik ke APBD, kalau dirunut lagi tetap jatuhnya ke Walikota. Jadi janganlah menyalahkan masyarakat," demikian Waginto.[rgu]
KOMENTAR ANDA