Hari Tani Nasional yang ditetapkan jatuh setiap 24 September diperingati Komite Revolusi Agraria dan Komite Tani Menggugat serta mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dengan menggelar unjuk rasa kepada Gubernur Sumatera Utara di Jalan Dipenogoro (depan kantor Gubernur), Medan, Senin (26/9). Ratusan massa menuntut Gubernur Sumatera Utara, HT. Erry Nuradi untuk menemui langsung para pengunjuk rasa. Bahkan massa sempat mendorong pagar kantor Gubernur Sumatera Utara.
Tak lama setelah masaa mendorong pagar, Gubernur mengirimkan perwakilan dirinya untuk menjumpai massa unjuk rasa. Staf Ahli Gubsu bidang Pertanahan dan Aset Robetson, Kabag Tanah Biro Pemerintahan Umum Parlin Hutagaol, dan Kasatpol PP Provsu Zulkifli Taufik yang bertindak sebagai perwakilan Gubernur.
Setelah sempat bernegosiasi, akhirnya massa sepakat untuk menyampaikan aspirasinya kepada para perwakilan Gubernur tersebut. Pimpinan Aksi, Suyono dalam orasinya mendesak Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk melaksanakan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 dan menyelesaikan seluruh konflik agraria dengan keadilan dan berpihak kepada rakyat.
"Kami mendesak Gubernur Sumatera Utara beserta jajarannya untuk melaksanakan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 dan konsekuaen, 2 hektar untuk rakyat petani," katanya dihadapan perwakilan Gubernur Sumatera Utara.
"Selesaikan segera seluruh konflik agraria yang berdasarkan keadilan dan berpihak kepada rakyat," tambahnya.
Selain itu, massa juga menuntut pihak berwajib, mafia tanah, pengusaha, dan anggota dewan yang mengancam keselamatan dan kenyamanan petani dan aktivis agraria untuk segera diadili.
"Pemerintah harus segera menindaklanjuti laporan masyarakat petani yang diganggu polisi, petani, pengusaha, perkebunan, anggota dewan yang mengancam keselamatan, kenyamanan dan kedaulatan petani. Adili mereka segera," demikian Suyono.[sfj]
KOMENTAR ANDA