post image
KOMENTAR
Pengamat anggaran di Kota Medan, Elfenda Ananda mengatakan langkah untuk mengadukan pejabat Pemko Medan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait munculnya foto-foto mereka menggunakan fasilitas pesawat pribadi yang mewah bukanlah perkara mudah. Sebab, pengaduan tersebut harus didahului oleh analisis dan bukti awal yang kuat agar pengaduan tersebut memiliki kekuatan.

Hal ini disampaikannya mengenai beredarnya informasi yang mengatakan walikota Medan Dzulmi Eldin sudah diadukan ke KPK.

"Itu kan butuh analisis yang kuat dan disertai bukti awal yang lengkap. Kalau tidak saya yakin tidak akan diterima KPK," katanya sesaat lalu.

Elfenda mengakui berbagai dugaan langsung bermunculan atas munculnya foto yang menurutnya "tidak pantas" tersebut. Termasuk diantaranya, dugaan adanya gratifikasi dan hal lainnya. Namun kembali ia mengatakan, hal tersebut tidak dapat menjadi bahan untuk melaporkan para pejabat tersebut tanpa pembuktian awal yang cukup.

"Analisis mengenai kerugian negaranya harus jelas. Terus kalau pun mau dilihat dari kemungkinan adanya gratifikasi, pembuktian mengenai itu juga tentu diperlukan apakah rekaman pembicaraan atau bukti lainnya," ujarnya.

Pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sendiri mengungkapkan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penyelidikan terkait munculnya foto-foto pejabat Pemko Medan yang menggunakan fasilitas pesawat pribadi. Akan tetapi, hal tersebut menurut Humas KPK Yuyuk Andriati, biasanya terlebih dahulu diawali dengan adanya pengaduan dari masyarakat. Pengaduan inilah menurutnya yang akan menjadi dasar bagi KPK dalam menentukan berbagai langkah penyelidikan termasuk diantaranya jika harus dilakukan dengan Operasi Tangkap Tangan (OTT).

"Biasanya ada laporan masyarakat dulu, bahkan OTT juga berdasarkan laporan pengaduan biasanya," katanya, Jumat (23/9).

Yuyuk menjelaskan, indikasi mengenai adanya dugaan pelanggaran hukum menjadi sebuah keharusan dalam menyampaikan laporan kepada mereka. Sayangnya menurut Yuyuk, sebagian orang biasanya baru menyampaikan laporan setelah kasus tersebut mencuat di media.

"Sehingga targetnya udah siap-siap ngeles," ujarnya.

Diketahui foto beberapa pejabat Pemko Medan didalam pesawat mewah hingga hari ini masih menjadi perbincangan. Foto tersebut menyebar setelah Kepala Bagian Umum Setda Kota Medan, M Andi Syahputra memprostingnya dengan menuliskan kalimat "Perjalanan yang tak terlupakan" di foto itu.

Dalam foto itu Andi tengah duduk santai di kursi pesawat jet mewah bersama beberapa orang lainnya. Informasi yang diperoleh, saat itu Andi bersama Walikota Medan Dzulmi Eldin, Asisten Pemerintahan Musadad Nasution, Kepala Dinas Pendapatan M Husni, Kepala Dinas Perhubungan Renward Parapat beserta staf Bappeda Kota Medan.

Foto itu pun menuai kritikan dalam hitungan menit setelah diunggah. Tak lama, foto itu dihapus dari laman Facebook.

Foto-foto itu dihubung-hubungkan dengan perjalanan Andi bersama sejumlah pejabat Pemkot Medan ke Taiwan, pada Senin 5 September dan kembali ke Tanah Air pada Jumat 9 September 2016. Saat itu mereka menghadiri Global Harbor Cities Forum di Exhibition Center Kaohsiung, di Taiwan.

Namun isu yang berkembang menyebutkan foto tersebut bukan foto saat perjalanan ke Taiwan tersebut, melainkan foto yang diambil pada salah satu perjalanan pada tanggal 16 September 2016.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Medan Budi Hariono seperti dilansir beberapa media mengakui Wali Kota Medan Dzulmi Eldin memang berangkat ke Taiwan bersama sejumlah pejabat Pemkot Medan. Tetapi dia tak tahu soal maskapai yang digunakan dalam perjalana dinas itu.

"Enggak tahu apakah dia (Andi) naik pesawat pribadi atau enggak. Dia lah yang tahu," kata Budi Hariono.[rgu]

Menghilangnya Karakter Kebangsaan pada Generasi Z

Sebelumnya

Hilangnya Jati Diri Seorang Siswa

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Opini