post image
KOMENTAR
Ada lima makna yang dapat dibaca dari langkah PDI Perjuangan mengusung pasangan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat untuk Pilkada Jakarta.

"Ahok adalah etnis minoritas yang diberi ruang politik dan apresiasi untuk didukung menjadi Cagub DKI, karena dinilai PDIP sebagai Gubernur yang berprestasi," kata pengamat politik, Ubedillah Badrun, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (21/9).

Kedua, PDIP menegaskan lagi bahwa pasangan Ahok-Djarot adalah pasangan yang didukung PDIP dari awal mereka menjabat pada 2014 lalu. Kala itu, Ahok menggantikan Joko Widodo yang menang Pilpres dan Djarot dipilij PDIP menjadi penggantinya untuk posisi Wagub. Artinya, PDIP tinggal melanjutkan dukungan.

Ketiga, PDIP telah melakukan lobi politik tingkat tinggi dengan pimpinan partai yang sebelumnya mendukung Ahok, yaitu Partai Golkar, Hanura, dan Nasdem. Posisi PDIP telah diterima oleh ketiga partai tersebut sebagai pengusung utama pasangan Ahok-Djarot sehingga memiliki hak politik lebih besar jika nantinya memenangkan Pilkada DKI 2017.

Keempat, Ahok telah menyerah" kepada PDIP. Ahok bersedia mengikuti apa saja maunya PDIP demi mendapat dukungan.

Sebelum mencapai makna ke-lima, Ubed mengingatkan bahwa negosiasi yang alot antara Ahok dan PDIP sempat menimbulkan konflik terbuka melalui media massa terkait "deparpolisasi" beberapa waktu lalu. Begitu juga sikap Ahok yang menolak mengikuti sejumlah tes dan sekolah politik calon kepala daerah yang disediakan PDIP.

Deretan fakta di atas memunculkan tafsir bahwa antara PDIP dan Ahok telah terjadi transaksi besar.

"Tafsir tersebut muncul karena publik mengenal Ahok sebagai Gubernur yang memiliki hubungan dekat dengan para pemodal dan para petinggi militer yang dekat para pemilik modal," ujarnya.

Poin terakhir ini, jika benar, maka membenarkan tesis bahwa praktik politik yang sebenarnya terjadi di Indonesia bukan terjemahan dari ideologi partai.

"Ini lebih merupakan terjemahan dari pemodal yang menyatu dalam praktik politik oligarki, sehingga parpol dikerangkeng oleh para pemilik modal," demikian Ubed. [hta/rmol]

















 

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa