post image
KOMENTAR
Koordinator Daerah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Korda GMNI) Sumatera Utara (Sumut) menegaskan penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB) GMNI di Medan adalah kongres abal-abal. Karena, kongres yang diklaim sebagai KLB itu, hanya dihadiri oleh 40-50 orang peserta dan panitia, tanpa pengurus definitif Dewan Pimpinan Cabang GMNI. Padahal, GMNI memiliki struktur kepengurusan definitif di 143 DPC GMNI se-Indonesia.

"Jadi, ini KLB abal-abal yang menabrak AD/ART GMNI. Kita saja di Korda Sumut yang memiliki 9 DPC GMNI, Medan, Tanah Karo, Siantar Simalungun, Tapanuli Utara, Sibolga, Labuhanbatu, Asahan, Gunung Sitoli Nias, Nias Selatan, tak ada satupun pengurus  definitif yang hadir, apalagi DPC GMNI dari daerah lain," kata Ketua Korda GMNI Sumut, Charles Munthe di Medan, Selasa (20/9).

Menurut Charles, pihaknya sudah melaporkan kronologis penyelenggaraan KLB yang tak mengindahkan aturan organisasi tersebut pada presidium GMNI. Dalam AD/ART GMNI penyelenggaraan KLB baru bisa dilakukan jika ditetapkan dalam Rakornas dengan dihadiri 2/3 dari 143 kepengurusan DPC GMNI se-Indonesia.

"Mereka yang hadir dalam pertemuan di Medan tidak ada pengurus definitif DPC GMNI, tapi lebih merupakan anggota GMNI yang mengklaim dari beberapa cabang. Jadi kalau mereka menyatakan  forum itu KLB, ini hanyalah KLB abal-abal," terangnya.

Dijelaskannya, melalui klarifikasi yang disampaikan itu, pihaknya berharap meluruskan berbagai isu simpang siur yang berkembang dari KLB GMNI yang diselenggarakan di Medan tersebut.

"Kita juga menghimbau pihak-pihak terkait menghormati legalitas GMNI secara organisatoris maupun yuridis yang ditetapkan melalui kongres Sikka dan dihadiri seluruh DPC GMNI se-Indonesia," terangnya.

Charles pun mengutip Anggaran Dasar GMNI pasal 21 terkait penyelenggaraan KLB yang mensyaratkan, KLB hanya bisa terselenggara dalam keadaan darurat yang dinilai mengancam eksistensi dan keutuhan organisasi, setelah mendapat persetujuan 2/3 DPC definitif. Demikian juga, rancangan materi, acara dan tata tertib KLB dipersiapkan presidium untuk selanjutnya ditetapkan dalam sidang KLB.

"Jelas mengacu pada Anggaran Dasar GMNI, KLB yang diselenggarakan di Medan itu bukan saja liar dan tidak sah, tapi tidak merepresentasikan roh perjuangan GMNI," tandasnya.

Saat ini, seluruh jajaran kepengurusan definitif bersama kader-kader di bawah Presidium GMNI justru tengah merapatkan barisan melakukan konsolidasi gerakan agar arah pembangunan benar-benar terwujud bagi kesejahteraan umum  di lapisan bawah yang merupakan bagian terbesar masyarakat.

Charles pun menyampaikan pada presidium agar seluruh kepengurusan definitif Korda dan 143 DPC GMNI tidak terpancing terhadap isu-isu penyelenggaraan KLB GMNI Medan dan tetap fokus dalam pelaksanaan program yang telah ditetapkan organisasi terutama advokasi dan pendidikan politik bagi rakyat  dan mahasiswa di daerah-daerah.

Untuk Korda Sumut, pihaknya pun kini tengah mempersiapkan Kaderisasi Tingkat Menengah (KTM) pada 6-30 Oktober 2016 di Labuhanbatu. KTM merupakan proses kaderisasi tingkat menengah setelah kaderisasi tingkat dasar yang bertujuan mempersiapkan kader yang lebih matang. Selain itu, akan melaksanakan aksi Hari Tani Nasional pada 21-24 September 2016 di Medan. [hta/rmol]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa