Status Facebook berbau SARA memicu kerusuhan terjadi di desa Huta Pardomuan, Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan, Senin (19/9) malam. Kerusuhan diawali penyerangan sekitar 60 warga Desa Sihepeng, Siabu, Mandailing Natal ke desa Huta Pardomuan dengan mengendarai sepeda motor.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Rina Sari Ginting mengatakan, warga Madina tersebut keberatan atas munculnya status facebook milik seseorang berinisial TDS yang dinilai menyinggung agama Islam.
"Mereka merasa keberatan dengan postingan status yang menghina atau melecehkan agama Islam di akun facebook milik TDS dan berkumpul untuk mencari pemilik akun tersebut," kata Rina, Selasa (20/9).
Massa pun dihalau oleh personel Polres Mandailing Natal yang telah berjaga di lokasi. Namun, lanjut Rina, masyarakat desa Aek Badak Julu, Sayur Matinggi yang berada di Tapanuli Selatan tiba-tiba ikut melakukan penyerangan ke desa Huta Pardomuan.
"Mereka terprovokasi pergerakan masyarakat desa Sihepeng," ujar dia.
Akibat penyerangan ini, empat warga terluka dan empat rumah di desa Huta Pardomuan rusak. Keempat korban, yakni Zul Lubis (19), warga desa Aek Badak Julu, luka robek kepala sebelah kiri; Bargot Pulungan (35), warga Aek Badak Julu, luka tembak senapan angin pada pinggul sebelah kiri; Idris NST (36), warga Aek Badak Jae, luka kening sebelah kiri; dan Saripada Nasution (33), warga Aek Badak Julu, luka tembak pada lengan kiri atas.
"Saat ini, kondisi kamtibmas di desa Huta Pardomuan, Aek Badak Julu dan Aek Badak Jae sudah terkendali," kata Rina.[rgu]
KOMENTAR ANDA