
"Itu sangat kompleks permasalahannya," katanya, Kamis (15/9).
Ikhsan menjelaskan, pihak perusahaan yang bergerak dibidang kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan sangat siap untuk mendukung program dari pemerintah untuk mempersingkat Dwelling Time tersebut. Namun kondisi dilapangan menurutnya terkadang kurang mendukung keinginan tersebut. Ia mencontohkan, salah satu kondisi yang terjadi di Pelabuhan Belawan misalnya yakni kedalaman air pada masing-masing dermaga yang membuat kapal kargo harus mengantri untuk sandar. Hal ini menurutnya akan berpengaruh terhadap aktifitas bongkar muat.
"Misalnya kapal diatas 20 ribu ton tidak bisa sandar pada dermaga lain selain dermaga 1, sehingga kapal sejenis harus antri. Ini kan akan makan waktu," ujarnya.
Selaku perusahaan jasa bidang bongkar muat pelabuhan, ia mengaku sangat mendukung keinginan dari pemerintah untuk mempersingkat dwelling time tersebut. Hanya saja ia berharap agar seluruh stakeholder terkait yang berhubungan dengan persoalan ini memberikan perhatian serius agar hal ini bisa terwujud.
"KIta sangat mendukung, kalau seluruh pihak serius saya yakin 2019 persoalan ini sudah selesai," demikian Ikhsan.[rgu]
KOMENTAR ANDA