Satu lagi anak muda yang membanggakan Indonesia. Ialah Muhammad Taufik Hidayat. Anak muda yang masih berusia 22 tahun ini, penerima beasiswa Tanoto Foundation, berhasil menciptakan sistem yang memungkinkan penghematan pemakaian listrik secara maksimal untuk kawasan bangunan perumahan maupun perkantoran.
Di tengah ancaman krisis listrik yang dihadapi negeri ini karena terbatasnya kapasitas pembangkit listrik, penemuan mahasiswa jurusan Teknik Fisika ITB (Institut Teknologi Bandung) ini ibarat oase di padang gurun.
Taufik mengaku terinspirasi pendiri Tanoto Foundation, pengusaha nasional ternama Sukanto Tanoto, untuk pantang menyerah demi menghasilkan karya terbaik.
Semangat itu akhirnya terbukti saat ia berhasil menjadi salah satu juara dalam Tanoto Student Research Awards 2015.
"Saya sangat berterima kasih terhadap Tanoto Foundation dan Pak Sukanto Tanoto. Karya ini lahir karena saya sangat terinspirasi oleh nasehat Pak Sukanto terutama kata-kata beliau "Don’t give up without a fight," katanya.
Tanoto Foundation memberi dukungan kepada Taufik untuk mewujudkan risetnya mengenai sistem penghematan penggunaan listrik. Penelitian itu dia sebut ‘Integrasi Sistem Kontrol dan Monitoring Energi Listrik dengan Dukungan Sistem Pendukung Keputusan untuk Keperluan Konservasi Energi pada Bangunan Komersial’.
Dukungan Tanoto Foundation terhadap para mahasiswa brilian itu didasari fakta, bahwa alokasi dana riset dari pemerintah saat ini masih minim. Kalah jauh dibanding negara tetangga, seperti Malaysia atau Singapura. Kedua negara itu masing-masing mengalokasikan anggaran risetnya sebesar 1,3 persen dan 2 persen dari PDB (produk domestik bruto) mereka.
Padahal, sudah banyak contoh sebuah negeri yang maju karena kemampuan riset teknologinya. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) jelas akan menentukan kemajuan suatu bangsa dan kemampuan mereka bersaing secara global. Tanpa inovasi di bidang teknologi, Indonesia akan terus menerus menjadi konsumen teknologi produk bangsa lain.
Tanoto Foundation tak ingin Indonesia sebagai bangsa besar kalah jauh dari sisi IPTEK. Maka, sejak 2007, TF sudah mendukung 303 penelitian mahasiswa yang berasal dari lima Perguruan Tinggi Mitra, yaitu ITB, IPB (Institut Pertanian Bogor), Unhas (Universitas Hasanuddin) Makassar, USU (Universitas Sumatera Utara) Medan, dan UI (Universitas Indonesia).[rgu]
KOMENTAR ANDA