Agenda pemerintah yang menjadikan Sumatera Utara khususnya Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata unggulan harus dibarengi dengan upaya membenahi masyarakat agar memiliki daya tangkal terhadap narkotika. Demikian disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Utara, Brigjen Andi Loedianto dalam Sosialisasi Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) kepada kalangan Jurnalis di Kota Medan, Kamis (8/9).
"Tidak bisa dipungkiri peredaran narkotika biasanya banyak ditemukan di tempat-tempat wisata. Dan ini pemerintah mau menjadikan, Danau Toba sebagai salah satu destinasi unggulan, kita harus berupaya menangkal hal tersebut," katanya.
Belajar dari pengalamannya di Bali, Andi Loedianto menegaskan pemberantasan narkotika pada tempat wisata tidak dapat dilakukan hanya dengan upaya penindakan. Sebab, hasil survey mereka menyimpulkan upaya penindakan terhadap para pengguna narkotika hanya memberikan efek 20 persen dari total upaya pemberantasan. Oleh karena itu, mengajak masyarakat untuk terlibat dalam "menolak" peredaran narkotika tersebut menjadi hal yang paling efektif dalam menekan peredaran narkoba ditengah masyarakat.
"Kita harus libatkan semua, karena yang tau daerah mereka ya mereka. Termasuk mantan pemakai, karena yang tau dunia itu (narkotika) ya mereka. Nah tugas BNNP apa?, kita harus bisa meyakinkan warga bahwa narkotika itu kejahatan ekstra ordinari yang merusak seluruh sendi kehidupan," ujarnya.
Saat ini menurut Andi, BNNP Sumut aktif menggandeng berbagai elemen masyarakat dalam upaya mendukung program wisata di Sumatera Utara tersebut. Berbagai pelatihan dan sosialisasi terus mereka lakukan mulai dari instansi pemerintah, instansi pendidikan hingga lembaga swadaya masyarakat serta para aktivis yang konsern dalam pemberantasan narkotika.[rgu]
KOMENTAR ANDA