Aksara tidak hanya huruf, begitu kata Tengku Zainuddin, Inisiator gerakan Boemi Poetera dalam merefleksikan Hari Aksara Internasional yang diperingati setiap 8 September.
"Aksara tidak hanya huruf. Membaca tidak sekedar membaca tulisan, tapi juga membaca fenomena alam," katanya saat diwawancarai MedanBagus.com via telepon selular, Kamis (8/9).
Namun mayoritas masyarakat hanya sekedar memandang aksara sebagai huruf dan aktivitas membaca sebagai membaca tulisan.
Atas dasar hal tersebut, maka Boemi Poetera menciptakan gerakan Lingkar Baca sebagai upaya untuk memperbaiki paradigma masyarakat tentang makna dari aksara dan budaya membaca.
"Gerakan Boemi Poetera dalam hal ini membangun gerakan Lingkar Baca. Berharap semua membaca fenomena yang terjadi agar ikut dalam dinamikanya, tidak hanya tulisan saja," jelas Tengku Zainuddin.
Menurut Tengku Zainuddin, kehadiran gerakan Lingkar Baca ataupun gerakan serupa lainnya tidak hanya berperan dalam memperbaiki paradigma masyarakat dalam memaknai aksara dan membaca.
Lingkar Baca dan gerakan serupa lainnya juga dapat menjadi tenaga tambahan dalam membangkitkan literatur Indonesia yang saat ini sedang memfosil.
"Di situ pentingnya Lingkar Baca, rumah baca, gerakan membaca atau gerakan sejenisnya. Itu harus ada di luar lembaga resmi negara untuk membangkitkan kembali kekayaan literatur Indonesia yang saat ini memfosil," demikian Tengku Zainuddin.[sfj]
KOMENTAR ANDA