Boemi Poetera bukanlah sebuah organisasi struktural yang memiliki tujuan pragmatis ataupun praktis tertentu. Berbanding terbalik dengan konsep organisasi tersebut, Boemi Poetera merupakan sebuah nilai yang terakumulasikan oleh ruh dan jasad para anak bangsa. Tentunya anak bangsa yang mempertahankan leluhur sebagai budayanya dan menjadikan budaya sebagai leluhurnya.
Walau tak bergerak secara struktural, Boemi Poetera tetap mampu menunjukkan gerakan-gerakan berbasis kemaslahatan masyarakat. Salah satu dari sekian banyak produk gerakan kemasyarakatan yang telah dilahirkan Boemi Poetera adalah 'Beras Lingkar Baca'.
Salah seorang masyarakat yang secara inklusif juga merupakan bagian dari Boemi Poetera, M. Hanif Tanjung telah menerima 'Beras Lingkar Baca'. Kakek berumur 85 tahun dan sehari-harinya berdagang makanan ringan ini pun meluapkan kegembiraan setelah menerima 'Beras Lingkar Baca'.
"Alhamdulillah kalau dikasih sumbangan gini. Kalau masih banyak yang peduli sama orang yang gak mampu, orang kayak kakek ini pasti bisa hidup lebih tenang, gak takut-takut lagi," ujarnya, Selasa (6/9)
Ketika dimintai pendapat tentang slogan Boemi Poetera yang berbunyi 'Ikuti Zamanmu, Jangan Tinggalkan Budayamu', Hanif langsung terbawa kembali ke masa mudanya.
"Dulu itu indah, kami mana ada kenal barang-barang canggih dari luar. Apa yang kami buat, hiburan kami, permainan kami, semua asli dari leluhur, dari nenek moyang kita. Jangan sampai anak-anak muda sekarang meninggalkan budayanya karena ngikuti zaman, bisa dijajah lagi kita," jelasnya.
Secara terpisah, Inisiator Boemi Poetera, Tengku Zainuddin mengatakan bahwa 'Beras Lingkar Baca' tersebut merupakan sumbangsih dari para sukarelawan Boemi Poetera.
"Beras ini kita sediakan untuk membantu masyarakat. Beras dikumpulkan dari sumbangan kawan-kawan sukarelawan Boemi Poetera. Tidak hanya beras, produk lainnya juga masih banyak. Intinya, dari masyarakat untuk masyarakat," katanya.[sfj]
KOMENTAR ANDA