Manuver politik yang dilakukan Partai Golkar terkait Pemilihan Presiden 2019 dianggap bakal membebani Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pemerintahannya.
Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq, Golkar terlalu cepat bersikap terkait wacana pengusungan Sri Mulyani sebagai calon pendamping Jokowi di Pilpres 2019. Dia meminta, semua partai politik pendukung pemerintah tidak membebani Jokowi dengan hal-hal yang masih terlalu dini untuk dibahas.
"Secara fatsun politik terlalu cepat, tidak bagus. Jokowi jangan dibebani dengan target-target politik praktis, melainkan kawal Nawacita-nya. Jangan sampai dukungan Golkar menjadi beban dan membatasi langkah Jokowi," jelasnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (5/9).
Maman mengatakan, wacana Golkar mencari sosok yang layak mendampingi Jokowi di 2019 justru dapat menjadi beban pemerintah.
"Target Golkar akan menjadi beban bagi pemerintahan Jokowi. Nawacita diusung bersama partai pendukung awal. Lebih baik Golkar bantu mengawal Nawacita," paparnya.
Karenanya, anggota Dewan Syuro PKB itu meminta agar Jokowi tetap percaya diri dan memenuhi semua janji-janji kampanye di Pilpres 2014 lalu. Termasuk menjalankan program Nawacita dan Trisakti.
"Jokowi harus fokus pada terwujudnya Nawacita dan Trisakti. PKB akan terus mendukung dan mengawal," tegas Maman yang juga anggota Komisi XVIII DPR RI.
Golkar diketahui sedang mencari figur yang tepat untuk mendampingi Jokowi di Pilpres 2019. Hal itu terungkap dalam ajang Rakornis Golkar yang digelar Hotel Peninsula, Jakarta, Sabtu lalu (3/9).
"Bisa Sri Mulyani, Bu Khofifah Indar Parawansa, atau Sri Sultan Hamengku Buwono X," ungkap Ketua Pemenangan Pemilu DPD Golkar Jambi Gusrizal. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA