PRIA itu sudah tak benar-benar muda lagi. Pendengarannya pun sudah tak berfungsi. Namun untuk ukuran pria setengah abad, lelaki itu masih dapat dikatakan gagah.
Wak Ong hanyalah seorang pedagang ayam yang mewarisi keberanian luar biasa. Sehari-hari, lelaki 54 tahun itu hidup dalam kesunyian. Dalam kesunyian itu, demi menafkahi hidup keluarga, dia menjalankan bisnis potong ayam yang diwarisi ayahnya, Bendaharo Katung.
Cacat fisik yang diderita Wak Ong bukan penghalang bagi keberaniannya. Baik keberaniannya meneruskan usaha keluarga, ataupun keberaniannya dalam hal menegakkan kebenaran.
Lelaki yang sempat menjadi aktifis mahasiswa di Jakarta pada masanya ini, setia mengobarkan perlawanan kepada setiap bentuk kejahatan. Hal itu pula lah, yang mengantarkannya kepada ketulian 15 tahun silam. (bersambung)
KOMENTAR ANDA