Arista Purba (54) ibu dari tersangka teror bom di Medan mengatakan, anaknya berinisial IAH (17) dalam kesehariannya tidak menunjukkan tanda-tanda "aneh" sebelum melakukan aksi terornya di Gereje Katolik Stasi Santo Yosep pada Minggu (28/8) lalu. Menurutnya selama ini IAH selalu bersikap biasa dan tidak menunjukkan sikap yang berubah secara drastis.
"Tidak ada perubahan, dia biasa aja. Kalau soal kedekatan, biasalah dia anak paling bungsu agak manja," katanya saat memberikan keterangan di Kantor DPC Peradi Medan, Jalan Sei Rokan, Medan, Kamis (1/9).
Arista yang didampingi suaminya Makmur Hasugian (65) dan tim pengacara dari Pusat Bantuan Hukum (Pusbakum) DPC Peradi Medan menjelaskan, sejak kecil IAH selalu menunjukkan kecintaannya terhadap dunia robotik. Bahkan sewaktu kecil IAH mengaku ingin menjadi ahli robotik.
"Waktu kecil dia sudah bilang mau buat robot-robot dan juga buat roket," ungkapnya.
Kesukaannya tersebut ditandai dengan banyaknya buku-buku eksakta yang dibeli olehnya. Apalagi kakak dari IAH menurut Ibunya selalu menyarankan agar ia membeli buku untuk menjelaskan semua pertanyaannya seputar ilmu eksakta.
"Kalau sama abangnya sering dia bertanya. Tapi karena abangnya sibuk, jadi sering abangnya bilang beli aja bukunya biar langsung paham," ungkapnya.
Sehari-harinya, IAH menurutnya juga beraktifitas layaknya anak seusianya. Selain taat menjalankan ibadah, IAH juga kerap menyalurkan hobbynya bermain basket dihalaman rumah mereka.
"Di rumah ada ring basket, jadi dia sering main basket," ungkapnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA