post image
KOMENTAR
Penanganan kasus teror bom di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep saat ini diambil alih oleh tim dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror. Hal ini disebabkan, pelaku teror IAH (17) hingga saat ini masih terus bungkam kepada penyidik mengenai motif dari aksinya tersebut.

"Saat ini berkasnya sudah di Densus 88. Mereka yang menangani kasus teror bom tersebut," kata Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Fahrizal, Selasa (30/8).

Sebelumnya, Kabid PID Humas Polda Sumatera Utara AKBP MP Nainggolan mengatakan pelaku terus memberikan keterangan yang berubah-ubah kepada penyidik. Hal ini membuat penyidik kesulitan mencari informasi mengenai motif dibalik aksinya.

"Hingga hari kedua, ia masih terus berubah-ubah keterangannya. Mungkin karena dia masih syok, tapi penyidik jadi kesulitan karena berubah-ubah keterangannya di BAP," ungkapnya.

Siang tadi, penyidik dari Polresta Medan sendiri sudah mendatangkan kedua orang tua pelaku ke Mapolresta Medan di Jalan HM Said, Medan. Keduanya menjalani pemeriksaan diruang Unit Tipiter Satreskrim Polresta Medan lebih dari 5 jam. Ayah pelaku, Makmur Hasugian mengatakan kedatangan mereka ke Mapolresta Medan untuk menunjukkan akta kelahiran anaknya.

"Kami disuruh datang membawa akta kelahirannya, karena anak ini masih dibawah umur," katanya singkat kepada wartawan.

Sejauh ini pihak kepolisian masih menjerat pelaku dengan UU Terorisme, UU Darurat dan pasal 340 Jo 338 KUHPidana. Hal ini disampaikan oleh Kapolresta Medan Kombes Mardiaz Kusin Dwihananto dalam keterangannya beberapa kemarin (Minggu, 28/8). Saat itu pelaku menurut Mardian hanya mengatakan teror tersebut dilakukannya karena terinspirasi serangan teror yang terjadi di Paris Perancis.

"Dia melihat dari warnet dan terinspirasi serangan di Perancis," demikian Mardiaz.[rgu]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel