Albertus Pandiangan, seorang pastor yang memimpin khotbah misa pagi di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep diketahui menjadi target khusus dari pelaku percobaan teror bom bunuh diri pada Minggu (28/8).
Ia pun mengakui bahwa pada saat itu ia memang menjadi target khusus dari pelaku tersebut.
Hal ini disampaikannya saat ditemui awak media di Sekretariat Paroki Santo Antonius Dari Padua, Jalan Hayam Wuruk, Medan, Senin (29/8) sore.
"Dia berlari menuju saya. Karena saya ada di mimbar, saya pikir ini mengarah kepada saya. Berdasar dari pengalaman dan cerita yang ada, saya terus berpikir itu bom. Makanya saya coba menghindar. Saya tidak mau berpelukan dengan dia atau dipeluk sama dia," katanya.
Albertus pun sempat mengalami luka dua jahitan pada bagian lengan kirinya akibat sayatan benda tajam. Walau sempat terkena sayatan benda tajam dan menjadi target khusus dari pelaku, Albertus mengungkapkan bahwa dirinya telah memaafkan si pelaku.
"Saya tidak dendam padanya. Saya memaafkan dia," ujarnya.
Selain memafkan, Albertus juga berharap, si pelaku segera bertaubat dan mengambil jalan yang benar.
"Mudah-mudahan dia segera bertaubat," sebutnya.
Namun, Albertus menekankan, proses hukum pelaku harus tetap berjalan agar kedepannya menjadi pelajaran dan tidak ada lagi peristiwa serupa.
"Proses hukum tetap harus berjalan dan diusut tuntas. Agar kedepannya menjadi pelajaran dan tak terjadi lagi peristiwa seperti itu," pungkasnya.[sfj]
KOMENTAR ANDA