post image
KOMENTAR
Anak perempuan berusia 5 tahun menjadi korban termuda dalam perang besar aparat hukum Filipina terhadap bandar dan pengguna narkoba di negara tersebut.

Human Rights Watch menyebut nama anak itu adalah Danica May Garcia. Bocah malang itu ditembak mati di depan toko keluarganya oleh dua orang bersepeda motor. Keterangan ini didapatkan dari kepolisian Dagupan, provinsi Pangasinan.

Danica Garcia bukan target sebenarnya melainkan kakeknya, Maximo Garcia, yang merupakan tokoh masyarakat setempat. Sehari sebelum penembakan Maximo Garcia menyerahkan diri ke polisi untuk membersihkan namanya, bersama dengan sekitar selusin pengguna narkoba lainnya.

Garcia pun kembali ke keluarganya. Tetapi kemudian kakek itu kemudian ditembak oleh orang misterius sebanyak tiga kali dan kini berada dirawat di sebuah rumah sakit di bawah penjagaan polisi.

"Kami memiliki saksi untuk mengidentifikasi pria bersenjata itu," ujar Kepala Polisi Dagupan, Neil Miro, kepada CNN.

"Kami masih menyelidiki motif sebenarnya, tapi karena Maximo Garcia menyerah Jumat lalu untuk kasus penggunaan narkoba, kami memiliki alasan untuk percaya serangan (terhadap Danica) itu terkait dengan kegiatan narkoba," lanjut Miro.

Mereka yang dicurigai terlibat dalam perdagangan obat ilegal telah menjadi target dari perang nasional terhadap obat-obatan. Pembersihan terhadap para pengguna dan bandar narkoba diluncurkan Presiden Rodrigo Duterte segera setelah menjabat 30 Juni lalu.

Human Rights Watch melaporkan bahwa lebih dari 1.000 orang Filipina telah dibunuh oleh orang bersenjata tak dikenal antara 1 Juli sampai 19 Agustus. Kepala kepolisian nasional mengatakan lebih dari 700 pengguna narkoba telah tewas di tangan polisi di awal masa jabatan Duterte.[rgu/rmol]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel