Proyek pembangunan tol listrik 35.000 MW kembali menyakiti hati warga. Alih-alih memberikan solusi krisis listrik, PLN (Persero) malah melakukan "aksi serobot lahan" atas nama program pemerintah.
Akibatnya penderitaan rakyat semakin klop dengan niat baik pemerintah itu. Yusuf Sembiring, misalnya. Warga Jalan Arwana I Kelurahan Dataran Tinggi, Binjai Timur itu menyampaikan unek-uneknya kepada MedanBagus.Com terkait aksi sepihak yang dilakukan PLN. (Baca:Nggak Pakai Assalamualaikum, Simsalabim, Tower Sutet Berdiri!)
"Selama ini hanya keresahan yang muncul di tengah masyarakat dengan adanya kabar pendirian sutet di sini. Namun tidak ada sosialisasi sekali pun. Warga tidak tau apa keuntungan dan kerugian dari sutet. Pamong desa pun tak turun membantu kami. Apa memang begini yang namanya sosialisasi?" kata Yusuf, Rabu (24/8).
Rabu pagi, Yusuf mendapat kabar mengenai para pekerja yang sudah menurunkan alat berat untuk pemancangan pondasi sutet. Gerah dengan itu, bersama puluhan warga lain di Arwana I, Yusuf mendatangi lokasi dengan maksud menanyakan perihal pekerjaan yang sedang berlangsung.
Namun kedatangan Yusuf ke lokasi hanya menghasilkan kisah pilu. Dia tak tau kepada siapa kegalauannya dialamatkan. "Tak ada perwakilan PLN, tak ada Kepala Lingkungan tak ada Lurah. Yang ada hanya aparat Brimob yang menenteng-nenteng senjata laras panjang dan pekerja sutet," kata dia.
Yusuf adalah salah satu warga yang kecewa dengan regulasi kebijakan pemerintah.
Di tempat yang sama, Dullah juga menyampaikan kekecewaannya kepada proyek raksasa itu.
"Ayolah, PLN, katanya membuat semuanya terang benderang. Kok sekarang main gelap-gelapan? Jangankan kompensasi kepada warga, muncul untuk sosialisasi saja tidak. Apa memang begini proyek raksasa itu? Selalu menimbulkan korban dari rakyat jelata?" kata Dullah.
"Terus, kalau sudah berdiri sutet disini, apa ada jaminan listrik tak mati-mati lagi?"
Dalam adegan yang lain, Lurah Dataran Tinggi, Sharia mengaku malah belum mendapat kabar mengenai rencana PLN mendirikan tower sutet di wilayahnya.
"Pihak PLN sampai sekarang belum ada melapor ke kami prihal pengerjaan dan memasukkan barang pembangunan sutet, kami seolah tidak di hargai," kata Sharia yang ketika dihubungi MedanBagus mengaku tengah berada di Pemko Binjai.
Lempar-lempar nasib warga pun kembali terjadi. Alih-alih memberikan jawaban yang menyejukkan, Bu Lurah malah meminta MedanBagus.Com untuk mengkonfirmasi kegiatan PLN di lingkungannya.
"Silakan saja langsung konfirmasi ke PLN yang ada di Medan, karena warga kami pun protes belum ada diberi kompensasi," tambahnya. (Baca: Lurah Dataran Tinggi Binjai Mendadak Susah Ditemui Soal Polemik Pembangunan Sutet).
Masih di Kelurahan yang sama, sebelumnya warga Perumahan Korem, Jalan Bandeng, Lingkungan III juga telah menolak pendirian menara sutet.
Sabtu (21/5) lalu, serombongan warga menolak masuk mesin dan alat pemancang pondasi. Penolakan itu membuat ciut PLN. Sehingga dengan terpaksa produsen listrik plat merah ini pun kembali mengangkut alat-alat kerjanya yang sudah sempat diturunkan di halaman rumah Kepala Lingkungan.
Kekesalan warga di Komplek Korem memuncak tatkala beredar kabar mengenai "main mata" PLN dengan oknum kepala lingkungan. (Baca: Warga Perumahan Korem Demo Pemasangan Sutet PLN)
"Saya memang sudah mendapat tali asih dari pihak PLN sebesar Rp 21 juta, tapi kami berdua dengan Selamat Riadi, karena tanah yang dipakai untuk tiang tower tersebut adalah tanah kami berdua", ucap Kepling Komplek Korem, Tarwan ketika itu.
"Tanah yang dipakai itu luasnya 25 meter x 25 meter, kalau warga minta konpensasi, ya sabarlah! Pasti akan dibayar oleh pihak PLN", sambung Tarwan. [hta]
KOMENTAR ANDA