Presiden Jokowi dan Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan diyakini kuat terlibat dalam penyusunan tim sukses Ahok untuk Pilkada DKI 2017. Pasalnya, sejumlah nama komisaris dan pejabat publik turut masuk dalam tim sukses Ahok.
"Ahok ini sudah dilanda kegalauan hebat karena takut kalah. (Penyusunan timses) atas sepengetahuan Jokowi dan Luhut, Ahok kemudian memasukan nama-nama pejabat publik dan komisaris BUMN. Karena mereka sudah sukses memenangkan Jokowi jadi Presiden," sindir koordinator Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3I), Tom Pasaribu, seperti dimuat RMOLJakarta.Com (Kamis, 25/8).
Dia yakin Ahok tidak bakal mengganti orang-orang yang sudah masuk dalam struktur timsesnya. Lantaran, Ahok selama ini dikenal hobi melanggar UU dan Jokowi pun bakal membiarkannya.
Padahal sesuai PP 18/2013 Jo. PP 29/2014 tentang Perubahan Atas PP 18/2013, serta Surat Edaran Nomor: SE- 07 /MBU/1 0/20 15 diatur jelas tentang ketentuan pencalonan pejabat dan karyawan BUMN sebagai calon kepala daerah.
"Ahok ini sudah terbiasa menabrak aturan. Jokowi juga sepertinya akan melakukan pembiaran, meski masuknya nama-nama itu melanggar aturan," kata Tom.
Pejabat publik dan komisaris yang menjadi pendukung Ahok, berdasarkan pemberitaan yang beredar, yakni Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, Komisaris PT Danareksa Kartika Rini Djoemadi, dan Komisaris PT Jakarta International Container Terminal (JICT) Taufan Hunneman.
Nusron didaulat menjadi ketua tim pemenangan Ahok. Kartika Djoemadi sebagai komandan Jokowi Ahok Social Media Volunteer (Jasmev) sudah dengan tegas menyatakan mendukung Ahok. Sementara Taufan Hunneman mengakui dirinya mendukung duet Ahok-Djarot untuk dilanjutkan dengan alasan berkinerja baik.[sfj/rmol]
KOMENTAR ANDA