Media sosial sudah menjadi modus untuk beberapa komplotan perampok. Salah satu komplotan perampok di Medan ini mengkombinasikan media sosial dan perempuan cantik untuk menjalankan aksi.
Kejadian berawal dari hubungan di media sosial FaceBook hingga pelaku perempuan yang menjadi umpan mengajak korban bertemu dan pergi ke tempat karaoke. Ketika bertemu dengan pelaku perempuan tersebut, korban langsung dikepung oleh pelaku lainnya. Bahkan bukan hanya merampok, komplotan tersebut juga membunuh korbannya.
Namun perampokan dan pembunuhan itu akhirnya berhasil diungkap tim Subdit III Jahtanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut. Empat pelaku kemudian berhasil diringkus, lengkap bersama seorang perempuan yang dalam aksi perampokan dan pembunuhan tersebut menjadi umpan.
Para pelaku tersebut diringkus di sejumlah lokasi berbeda pada Rabu (24/8) dinihari. Pelaku yang diringkus yaitu Edo Miswanto (26) warga Jalan Mangaan, Ari Syaputra (21) warga Jalan Manggaan 2, MR (16) warga Jalan Platina 1, dan Nurul Hasanah (19) warga Jalan PT IRA, Hamparan Perak.
"Satu orang tersangka lainnya, yaitu R alias Kerdil, masih kita buru," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut Kombes Pol Nur Fallah, Rabu (24/8).
Sedangkan korban perampokan dan pembunuhan tersebut adalah Rudi Chandra Pemajayanto alias Atak (33), warga Jalan Brigjend Katamso.
Atak ditemukan membusuk dengan leher terjerat kabel di aliran sungai Aran Dalu, Dusun V Karang Bangun, Desa Bulu Cina, Hamparan Perak, Kamis (18/8).
Para tersangka ditangkap bersama sejumlah barang bukti hasil kejahatan berupa 2 bentuk cincin emas, 1 gelang emas, 1 kalung emas, 4 unit handphone, serta pakaian yang dikenakan pelaku saat melakukan pembunuhan yaitu sepasang sepatu, 2 celana, dan 2 baju. Kemudian dua unit sepeda motor, yaitu Honda Supra X 125 dengan nomor polisi BK 4337 UA dan Honda Vario Techno BK 2278 ACM, yang dipakai saat beraksi juga turut disita.
Saat ini polisi masih mengembangkan kasus tersebut. Selain memburu pelaku yang belum tertangkap, mereka juga mendalami kemungkinan dari aksi lain yang dilakukan komplotan ini.
"Dilihat dari perencanaan ini, diduga mereka sebelumnya pernah beraksi. Ini yang sedang kita telusuri," pungkas Nur Fallah.[sfj]
KOMENTAR ANDA