post image
KOMENTAR
Personel Kodam III Siliwangi diketahui telah melakukan pembubaran paksa terhadap gerakan perpustakaan jalanan di Bandung, Jawa Barat pada Sabtu (20/8) lalu. Menanggapi hal tersebut, Jaringan Anak Nusantara (JARANAN) mengutuk tindakan semena-mena yang dilakukan personel Kodam III Siliwangi tersebut terhadap aktivis perpustakaan jalanan.
 
"Jaringan Anak Nusantara (JARANAN) turut mengutuk tindakan pembubaran paksa yang disertai kekerasan terhadap Komunitas Perpustakaan Jalanan di daerah Dago Kota Bandung pada Sabtu (20/8) lalu, oleh sekelompok oknum Kodam III Siliwangi," kata Direktur Eksekutif JARANAN, Nanang Djamaludin kepada MedanBagus.com, Rabu (24/8).
 
Menurut Nanang, hal yang dilakukan personel Kodam III Siliwangi tersebut merupakan tindakan anti penciptaan peradaban mulia.

"Tindakan petantang-petenteng di luar kewenangan aparat militer dalam bentuk membubarkan aktivitas positif Komunitas Perpustakaan Jalanan, yang notabene sedang menjalankan misi luhur penyemaian minat dan tradisi tradisi berliterasi masyarakat, merupakan tindakan antipenciptaan peradaban mulia," ungkapnya.

"Hal itu mengingat aktivitas penumbuhan minat dan tradisi membaca dan berliterasi pada masyarakat merupakan salah satu perintah utama dalam agama. Dan mengingat, bahwa minat masyarakat Indonesia membaca buku masih tergolong rendah, sehingga justru langkah-langkah terobosan dan kreatif semacam yang dilakukan oleh Komunitas Perpustakaan Jalanan, harus diapresiasi dan dilindungi. Bukan malah diperlakukan seperti musuh negara yang layak dihabisi dan dibubarkan," sambungnya.

Dengan menilai bahwa apa yang dilakukan personel Kodam III Siliwangi tersebut merupakan tindakan yang di luar kewenangan, Nanang mengajak seluruh aktivis gerakan literasi untuk menyatukan langkah agar tidak gentar dan mampu mengantisipasi terjadinya hal serupa.

"Dan kepada elemen gerakan literasi serta dan masyarakat pendukung gerakan literasi secara luas, mari terus satukan langkah dan bergandengan tangan untuk memastikan, bahwa tindakan pembubaran semena-mena terhadap aktivitas gerakan literasi yang sedang menjalankan misi luhur penumbuhkembangan minat membaca dan berliterasi kepada masyatakat, benar-benar tidak akan terjadi lagi," jelasnya.

Selain mengajak seluruh aktivis gerakan literasi untuk bersatu, Nanang juga menghimbau aparat militer agar tidak lagi melakukan tindakan-tindakan yang berada di luar kewenangannya.

"Cukuplah sudah kejadian pembubaran dan kekerasan yang menimpa kawan-kawan dari Komunitas Perpustakaan Jalanan di Kota Bandung Sabtu lalu, sebagai kejadian yang terakhir. Dan kepada aparat militer, hentikan hasrat-hasrat melakukan tindakan di luar kewenangan yang dimiliki, yang dapat merugikan warga sipil, dan malah justru bisa mencoreng lebih cemong lagi wajah institusi militer itu sendiri di mata rakyat," tandasnya.[sfj]
 

FOSAD Nilai Sejumlah Buku Kurikulum Sastra Tak pantas Dibaca Siswa Sekolah

Sebelumnya

Cagar Budaya Berupa Bangunan Jadi Andalan Pariwisata Kota Medan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Budaya