Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul membenarkan dirinya sudah tidak lagi menjabat sebagai Koordinator Jurubicara (Jubir) Partai Demokrat. Saat ini, Ruhut hanya menjabat sebagai Ketua Bidang Polhukam Partai Demokrat.
Anggota Komisi III DPR ini menuding digesernya dia dari posisi Jubir berawal dari ketidaksukaan Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin atas dirinya yang mengeluarkan statement, bahwa salah satu kader partai yang juga anggota Komisi III DPR I Putu Sudiartana (IPS), yang ditangkap KPK pada 28 Juni 2016, kasus dugaan suap proyek jalan di Sumatera Barat dipecat dari partainya. Kemudian, Amir dkk membuat pertemuan yang tidak mengundang dirinya sebagai Koordinator Jubir.
"Waktu Putu tertangkap tangan, gua ini Jurubicara, gua ini anti korupsi. Statemen aku Putu dipecat. Amir Syamsudiin dkk marah, bikin pertemuan aku koordinator nggak diundang," ungkapnya kepada wartawan, Senin (22/8).
"Kan waktu Amir Syamsuddin konpres mengenai Putu. Aku ada nggak? Udah itu aja. Mereka kebakaran jenggot. Kan Putu temannya main golf," lanjut Ruhut tanpa merinci omongannya.
Disisi lain, Ruhut mengungkapkan bahwa penyebab dia dipecat dari Koordinator Jubir terkait dukungan dia terhadap beberapa langkah yang diambil oleh Presiden Joko Widodo.
"Awalnya itu (soal pemecatan Putu). Lalu mereka kait-kaitkan gua bela Arcandra Tahar (mantan Menteri ESDM), bela Gloria Natapraja Hamel (anggota Paskibraka, seolah-olah Ruhut mendukung Pak Jokowi melanggar hukum. Gloria coba kalau menimpa kau punya adek, apa salahnya Gloria? Apa salahnya Arcandra? Dia orang hebat, jenius, diundang jadi menteri, kok salah-salahin dia," ujarnya Ruhut membeberkan.
Tidak sampai disitu, Ruhut menduga Amir Syamsuddin dkk juga merasa kebakaran jenggot karena kedekatannya dengan Jokowi.
"Mugkin mereka nafsu melihat aku di Danau Toba (Sumatera Utara) dengan Pak Jokowi. Hahahaha. Tapi nggak apa-apa, aku makin senang, makin beken," imbuhnya.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA