Kosongnya kursi Wakil Gubernur Sumatera Utara membuat banyak pihak khawatir. Ditambah lagi dengan terlihat mandulnya Panitia Khusus (Pansus) DPRD Sumut yang telah ditugaskan merumuskan mekanisme pemilihan wakil gubernur.
Gerakan Muda Hati Nurani Rakyat (Gema Hanura) menjadi salah satu pihak yang merasa khawatir atas keadaan tersebut.
Melalui Ketuanya, Fajri Siregar, Gema Hanura meminta Pansus yang bertugas merumuskan pemilihan wakil gubernur dapat terbuka dan transparan terhadap hasil kerjanya kepada publik.
"Gema Hanura meminta agar pansus wagubsu tegas. dan memberikan keterangan secara terbuka kepada publik mengenai hasil-hasil kinerja dan kendala yang mereka hadapi dalam mekanisme pergantian Wagubsu. Sudah hampir 3 bulan semenjak dilantiknya Gubernur sumatera utara tengku erry nuradi pada tanggal 25 mei 2016 lalu," katanya saat menggelar siaran pers di kantor Gema Hanura, Jalan Purwo, Minggu (21/8).
Fajri juga menegaskan, pansus yang sudah dibentuk tersebut jangan sampai menjadi sia-sia dan dibubarkan tanpa hasil yang berarti.
"Mekanisme penetapan wagubsu terkesan slow motion dan terbengkalai. Pertanyaannya ada apa? Jangan sampai pansus terkesan sia-sia dan dibubarkan tanpa berhasil 'mengangkat' wakil gubernur. Masukan untuk Pansus Wagubsu agar membuat tatib mekanisme pemilihan agar jelas prioritas tahapan dan batas waktu penggantiannya," ujarnya
Lambatnya pemilihan wagubsu yang akan mendampingi sisa periodesasi Gubernur T. Erry Nuradi tersebut menurut Fajri akan memperlambat pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara.
"Bila ada pihak yang sengaja mengulur proses ini maka ia adalah muara perlambatan ekonomi sumatera utara, bahwa hari ini gubernur berhak memiliki wagub dalam menjalankan keseharian tugas provsu adalah merupakan suatu hal yang pasti. Sunatera Utara harus mampu mengejar segala ketertinggalan pembangunannya dikarenakan tsunami politik yang luar biasa dahsat dengan gubernur secara berturut-turut harus masuk penjara. Maka kami yakin percepatan itu akan terkejar bila gubernur memiliki wakil yang cakap," jelasnya.
Fajri juga melirik seorang kader Partai Hanura, Dr. Nur Azizah Marpaung SH, MH sebagai calon yang pantas untuk mengisi kursi wagubsu yang kosong tersebut. Menurutnya, Nur Azizah Marpaung akan menjadi sosok yang mewakili banyak sektor.
"Nur Azizah Marpaung adalah sosok bersih yang sangat menarik untuk menjadi pendamping Bapak Tengku Erry Nuradi. Beliau akan menjadi simbol keterwakilan perempuan dalam pemerintahan, keterwakilan aparatur hukum negara, dan keterwakilan kalangan akademisi," jelasnya.
Di samping itu, dengan keluarnya mandat dari DPP Hanura kepada Nur Azizah Marpaung untuk menempati kursi wagubsu dianggap Fajri akan menjadi tenaga tambahan untuk Erry Nuradi dalam menjalani sisa periodesasi pemerintahan maupun Pilkada 2018.
"Dengan keluarnya mandat DPP Hanura untuk cawagubsu kepada beliau maka seharusnya ini akan menjadi penambah tenaga bagi Gubernur hingga akhir periode maupun menghadapi pilkada 2018 nantinya," pungkasnya.[sfj]
KOMENTAR ANDA